Ia bahkan sudah mampu mengunyah makanan dan menelan minuman sendiri tanpa bantuan selang.
Begitu juga untuk melakukan buang air besar dan kecil dalam kondisi normal sebagaimana biasanya.
Hanya saja, aktifitas itu dilakukan Shaka dalam kondisi mata terpejam atau tertidur.
Seperti yang ditampilkan dalam beragam video yang diunggah oleh ibunya, Shaka hanya bisa tertidur dalam gendongan atau tempat duduknya saat melakukan sejumlah aktivitas.
Diketahui, pengobatan Shaka sempat diupayakan melalui perawatan dari rumah.
Sebagaimana disampaikan oleh ibunya dalam kolom komentar, pihak keluarga tidak lagi merawat Shaka di rumah sakit atas perintah dokter.
“Kenapa anakku gak dirawat karena sama dokter suruh bawa pulang kata dokter ini cuma tunggu mata. Dia tiap dua minggu kontrol ke dokter saraf buat disuntik,” tulis ibu Shaka.
Untuk sekali suntik, biaya yang dikeluarkan oleh keluarga diketahui sebesar Rp 5 juta.
Selain perawatan dari medis, pengobatan juga dilakukan secara islami dengan dibawa pada para Kyai hingga sempat diganti namanya.
Dalam salah satu videonya, ibu Shaka bahkan sempat memberi tahu bahwa anaknya itu pernah dibawa ke Ningsih Tinampi.