Sejak saat itu, penindasan terus berlanjut tanpa henti terhadap semua tokoh oposisi, termasuk mantan pejabat, tokoh agama, akademisi, jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.
Salah satu kasusnya adalah pembunuhan mengerikan dan mutilasi Khashoggi di kantor konsulat Saudi di Istanbul Turki pada Oktober 2018.
Jadi, hanya beberapa tahun setelah Raja Salman mengambil alih kekuasaan dan menempatkan putranya di jalan takhta, Arab Saudi telah dikenal dengan kekerasan brutal dan kecerobohannya daripada kemurahan hati dan diplomasi pragmatisnya.
Di mata publik, Arab Saudi bukan diwakili oleh lambang Bulan Sabit Merah, tetapi citra gergaji berdarah.
MBS mungkin telah memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan, tetapi itu justru sangat melemahkan kerajaan.
Terlepas dari ratusan miliar pembelian senjata Saudi, perang lima tahun di Yaman terus berlanjut.
Lebih buruk lagi, pukulan balik dari perang sekarang dirasakan di Arab Saudi karena Houthi Yaman telah meningkatkan serangan rudal mereka ke kerajaan.
Dulunya merupakan pencapaian utama Saudi, Dewan Kerjasama Teluk (GCC) sekarang benar-benar lumpuh karena kebijakan MBS yang picik.
Source | : | Al Jazeera,Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar