"Izin baru termasuk untuk shalat di Masjidil Haram, untuk shalat di Kamar Suci Nabi di Masjid Nabawi, dan ziarah Nabi," kata seorang pejabat kementerian.
Saat ini, ibadah umrah masih ada di tahap 1, yakni hanya bisa diikuti oleh 6.000 jemaah saja setiap harinya atau 30 persen dari kapasitas yang ada.
Pelaksanaan ini juga diikuti sejumlah aturan ketat terkait protokol kesehatan demi menjaga keselamatan semua pihak.
Sebanyak 6.000 jemaah itu terdiri dari orang-orang Arab Saudi dan warga negara asing yang bekerja dan tinggal di negara itu.
Bagi jemaah yang datang dari luar negeri, izin akan diberikan kemudian setelah Pemerintah Arab Saudi melakukan peninjauan situasi perkembangan pandemi di dunia.
Kementerian telah meluncurkan aplikasi ponsel bernama Eatmarna untuk mengeluarkan izin umrah pada calon jemaah haji dari luar negeri.
Sehingga, calon jemaah dapat memastikan apakah negaranya sudah mendapatkan lampu hijau atau belum untuk mengikuti umrah dengan mengakses aplikasi itu.
Sebelumnya, ibadah umrah ditangguhkan sejak 1 Maret 2020, akibat adanya penyebaran virus corona di dunia, termasuk di Arab Saudi.
Baru setelah hampir 7 bulan kemudian, tepatnya 4 Oktober 2020, pelaksanaan ibadah umrah kembali dibuka, ketika Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyetujuinya.