Namun, ia mengaku memulai bisnisnya tidak mudah. Ia sempat ditipu oleh imigran China lainnya dan kehilangan tabungan hingga 70.000 dollar AS.
"Mereka orang China bisa menipu satu sama lain," katanya.
"Mereka ingin menipu Anda demi uang, mereka menghasilkan uang, Anda kehilangan uang, ini sering terjadi secara teratur," imbuhnya.
Menurut Ma, banyak persaingan terjadi di Timor Leste antara orang China, namun mereka merasa lebih baik tinggal di Timor Leste.
Terletak 500 km Australia pantai utara dan berbagi perbatasan darat dengan Indonesia, Timor Timur juga dikenal sebagai Timor Leste adalah negara demokrasi termuda di Asia.
Pada 30 Agustus 1999, 78,5 persen orang Timor Leste memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dan pemerintahan transisi PBB menjalankan negara itu selama3 tahun sampai mencapai kemerdekaan penuh.
Negara ini memiliki populasi 1,3 juta dan merupakan salah satu negara termiskin di Asia-Pasifik, dengan sebagian besar warganya menjadi petani subsisten.
Mica Barreto Soares, seorang peneliti tentang hubungan China-Timor Leste dan kontributor Routledge Handbook of Contemporary Timor Leste 2019.
Memperkirakan sekitar 4.000 Migran China tinggal di negara itu pada 2019 dan telah mendirikan 300 hingga 400 perusahaan bisnis.
Ini termasuk menjual barang-barang murah dan bahan bangunan serta menjalankan restoran, hotel, rumah bordil, warung internet, dan pompa bensin, tulisnya.