Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Peneliti Ramal Indonesia Bakal Berperang dengan China di Masa Depan, Sekarang Sedang Main Aman, Ternyata Masalah Ini Bakal Jadi Pemicu Paling Panas

None - Sabtu, 31 Oktober 2020 | 06:25
(ilustrasi) KRI Usman Harun-359 menangkap dua Kapal Ikan Asing (KIA) asal Vietna, saat melakukan pencurian ikan atau illegal fishing di Laut Natuna Utara, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (19/9/2020)
Dok TNI AL

(ilustrasi) KRI Usman Harun-359 menangkap dua Kapal Ikan Asing (KIA) asal Vietna, saat melakukan pencurian ikan atau illegal fishing di Laut Natuna Utara, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (19/9/2020)

Selama sebagian besar tahun 1990-an dan 2000-an, Indonesia menangani aktivitas Laut Cina Selatan di China dengan cara yang sama seperti kebanyakan negara Asia Tenggara lainnya: dengan dialog terpisah.

Tetapi ketika Cina maju lebih jauh ke selatan, Indonesia mulai mengambil garis yang lebih tegas.

Pada tahun 2010, China menempatkan saham resmi di lapangan ketika mengirimkan surat ke PBB yang mempertanyakan dasar hukum untuk "sembilan garis putus-putus" China.

Kemudian, pada tahun 2014, perwira tinggi militer Indonesia menuduh China memasukkan perairan dekat Kepulauan Natuna dalam garis yang diproklamirkan sendiri dan memperingatkan bahwa kekuatan militer China dapat mengguncang Asia Tenggara.

Sementara itu, Kepala Badan Keamanan Laut Indonesia menyebut klaim China di kawasan itu sebagai " ancaman nyata " bagi negaranya.

Jakarta juga memperingatkan, jika didesak,bisa mengambil tindakan hukum terhadap China , seperti yang dilakukan Filipina di Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag.

Tindakan seperti itu sekali lagi akan membuat China menjadi sorotan internasional.

Baca Juga: Pantas Jor-Joran Beri Utangan, China Ternyata Kuasai Industri Kecil di Timor Leste, 4.000 Warganya Sampai Rela Pindah ke Bumi Lorosae

Tahun 2016 ketika selusin kapal penangkap ikan Tiongkok pernah menolak untuk mengindahkan peringatan korvet angkatan laut Indonesia untuk meninggalkan perairan Indonesia.

Jadi, korvet itu melepaskan tembakan peringatan ke kapal penangkap ikan. Itu mendorong China untuk mengerahkan kapal penjaga pantainya ke daerah tersebut.

Sebagai tanggapan, angkatan laut Indonesia mengirim enam kapal perang di dekatnya untuk melakukan latihan angkatan laut selama 12 hari sebagai unjuk kekuatan.

Sejak insiden itu Angkatan Udara Indonesia mengadakan latihannya sendiri di atas Pulau Natuna dengan pesawat tempur F-16 dan Su-30.

Source : intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x