“Namun dengan perubahan iklim dan meningkatnya tekanan pada perikanan, ada ketakutan jika kami tidak memperkenalkan Kawasan Konservasi Laut, kami akan menemukan negara-negara penangkap ikan seperti China, Korea, Rusia, dan Ukraina menjadi semakin aktif di Samudra Selatan."
“Pada 2017, kami memiliki perjanjian Kawasan Konservasi Laut Ross dan butuh banyak upaya untuk membuat beberapa negara setuju."
Sebab Rusia dan China benar-benar menolak dan mereka tidak mau setuju."
Perlawanan Rusia sebagian karena kepentingan penangkapan ikannya, tetapi juga karena marah pada AS atas sanksi.
Sementara untuk China, industri daging babi Beijing mulai pulih setelah dihancurkan oleh beberapa virus dan penyakit.
Tetapi ekspor akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Sebab menurut analis, industri itu jatuh ke level terendah dalam 16 tahun.
Dengan sebanyak 60 persen dari induk babi telah hilang pada paruh kedua tahun 2019, produksi babi pasar anjlok, dan harga daging babi melonjak ke titik tertinggi baru, di mana mereka bertahan hampir sepanjang tahun ini.
Akibatnyea, Prof Dodds, spesialis geopolitik dan keamanan di Royal Holloway University, mengatakan bahwa China sedang mencari sumber makanan lain.
Komentar