Tetapi hal ini mungkin ditopang oleh fakta bahwa Indonesia tetap jauh lebih miskin daripada Australia dalam hal per kepala populasi.
Selain itu juga karena negara Indonesia, termasuk kekuatan militer dan aparat kebijakan luar negerinya, sangat lemah.
Jika negara Indonesia tidak direformasi, maka Indonesia era 2050 yang jauh lebih besar akan jauh di bawah bobotnya dalam hal diplomatik dan strategis.
Faktanya, tanpa sektor negara yang lebih mampu yang menyediakan perawatan kesehatan, pendidikan, regulasi ekonomi, dan infrastruktur yang lebih baik.
Indonesia bahkan mungkin tidak dapat mencapai proyeksi yang dibuat oleh PwC.
Namun Indonesia telah menempuh perjalanan yang panjang, Australiabertaruh bahwa Indonesia dapat mengatasi tantangan tersebut.
Itu berarti, alih-alih berurusan dengan ekonomi yang lebih dari dua kali ukuran Australia, seperti yang terjadi sekarang.
Pada tahun 2050 dengan ekonomi yang kira-kira empat kali lebih besar dari Australia, dan secara keseluruhan Indonesia menjadi yang terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India dan AS (menggunakan skala PwC).
Itu adalah dunia yang sangat berbeda dengan yang biasa didiami Australia, Indonesia akan memiliki kekuatan dunia yang bonafid di depan.
Perdana Menteri Abbott dengan tidak bijaksana menyarankan untuk mengingat bantuan Australia yang murah hati setelah Tsunami tahun 2004, untuk memberikan timbal balik.