Dalam kesempatan itu, kata Haris, Alpius mengungkapkan pendeta tidak pernah mengajarkan ke jemaat atau masyarakat untuk membunuh orang, tapi mereka membunuh orang.
"Alpius juga mengatakan bahwa 'orang-orang atau masyarakat Hitadipa yang menjadi musuh, lawan dan perang dengan saya (TNI/Polri) adalah antara lain, Jimi Sani, Pendeta Yeremia Zanambani."
"Pendeta Yakobus Maiseni, Ibu Ev Naomi Kobogau/Maiseni, Roni Majau, dan Amoli Wandagau'," papar Haris.
Kedua, kata Haris, ada saksi yang menyatakan Alpius dan seorang anggota TNI mendatangi kandang babi.
Saksi tersebut menyatakan sempat ada proses dialog antara Alpius dengan Pendeta Yeremia, sebelum Pendeta Yeremia ditemukan istrinya tersungkur mengeluarkan banyak darah di kandang babi.
Darah tersebut diduga berasal dari luka tikam di punggung atas, dan dari luka tembak di tangan kiri atas Yeremia.
Saat itu Pendeta Yeremia yang masih bisa berkomunikasi, dan sempat mengungkapkan kalimat yang mengarahkan kepada dugaan bahwa pelaku adalah Alpius.
"Pendeta Yeremia masih berkomunikasi dan dalam komunikasi itu kesaksian dari Pak Pendeta kepada Mama Meriam (istri Yeremia), bahwa ini akibat dari orang yang kita kasih makan, artinya Si Alpius," beber Haris.
Tak hanya itu, Haris mengatakan sebelum kejadian, Yeremia yang dikenal sebagai sosok yang tegas, sempat menanyakan nasib dua warganya yang sempat ditahan oleh aparat dalam semacam razia Covid-19 pada 21 April 2020.
Sebab, kata Haris, dua warga yang ditahan tersebut belum kembali hingga saat ini.