Panel Guideline Development Group (GDG) WHO mengatakan, rekomendasinya didasarkan pada tinjauan bukti yang mencakup data dari empat uji coba acak internasional yang melibatkan lebih dari 7.000 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.
Setelah meninjau bukti, panel menyimpulkan bahwa remdesivir, yang harus diberikan secara intravena dan oleh karena itu mahal dan rumit untuk diberikan, tidak memiliki efek yang berarti pada tingkat kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien.
Peter Horby, seorang profesor penyakit menular di Universitas Oxford Inggris, mengatakan saran baru WHO harus mendorong "pemikiran ulang tentang tempat remdesivir di Covid-19".
“Remdesivir adalah obat mahal yang harus diberikan secara intravena selama lima sampai 10 hari, jadi rekomendasi ini akan menghemat uang dan sumber perawatan kesehatan lainnya,” katanya.
Namun, dokter penyakit menular AS mengatakan mereka akan terus menggunakan obat tersebut karena penelitian AS menunjukkan obat tersebut mengurangi lama rawat inap untuk beberapa pasien Covid-19.
“Perspektif saya, dan perspektif institusi kami, obat ini masih bermanfaat," kata Dr. Rajesh Gandhi, seorang dokter penyakit menular di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Sekolah Kedokteran Harvard.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "CEO Moderna: Vaksin Covid-19 akan dikenakan biaya US$ 25-US$ 37 per dosis" dan "WHO larang penggunaan obat remdesivir untuk pasien Covid-19"