"Jika kami ingin mendominasi Laut China Selatan, ini akan menjadi posisi strategis yang dibidik China," kata Bautista.
Jenderal Bautista bertugas di militer Filipina selama lebih dari 30 tahun, menjabat sebagai kepala staf angkatan bersenjata dari 2013 hingga 2014.
Ia juga pernah menjadi komandan Satgas Nasional di perairan barat Filipina. Pasukan ini berdiri pada tahun 2016.
Meski China selalu menegaskan pendiriannya tidak menginginkan perang, Bautista menunjukkan bahwa Beijing semakin agresif, tidak hanya di titik panas di laut tetapi juga di perbatasan dengan India.
"Sengketa kedaulatan di Indo-Pasifik adalah hot spot yang dapat memicu perang AS-China," kata Bautista.
"Begitu perang pecah, China akan mengambil kendali atas Filipina, untuk mengambil posisi strategis," katanya.
Mereka (China) hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk mencapai Filipina.
Menanggapi skenario perang yang disebutkan oleh Jenderal Bautitsta, analis pertahanan Collin Koh mengatakan di SCMP bahwa China perlu menetralkan ancaman di Filipina untuk memperluas jalannya ke Pasifik.
"Jika pasukan AS hadir di Filipina, mereka akan menjadi sasaran pertama serangan China," kata Koh.
"Tentara China juga dapat mendarat di Filipina untuk menstabilkan situasi politik di negara ini, sebagai batu loncatan dalam perang dengan AS," katanya.
Koh menambahkan bahwa Filipina adalah bagian dari strategi "rantai pulau pertama Amerika", yang mencakup Jepang dan Taiwan.