“Dari Mei hingga Juni 2019, gelombang panas terpanjang kedua yang tercatat mengamuk di India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air yang serius di wilayah ini," bunyi makalah tersebut.
Kekurangan air membuat hewan liar seperti monyet terlibat dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain dan tentunya akan meningkatkan kemungkinan interaksi manusia dengan hewan liar."
Kelompok peneliti ini menggunakan analisis filogenetik dalam melacak asal-usul virus melalui mutasi yang berbeda dengan pendapat bahwa strain virus yang mengalami mutasi paling sedikit adalah yang asli.
Dengan demikian, mereka berpendapat kasus pertama tidak mungkin terjadi di Wuhan, malah menuding India karena strain virus dengan mutasi rendah di negara tersebut.
Sementara dilansir Daily Mail, ini bukan pertama kalinya pihak berwenang China menyalahkan pihak lain - menunjukkan, sebagian besar tanpa bukti, bahwa Italia dan AS dapat menjadi tempat infeksi asli.
Itu terjadi dengan latar belakang meningkatnya ketegangan politik antara India dan China, dengan pasukan saling menyerang di sepanjang perbatasan yang disengketakan.
WHO saat ini sedang mencari sumber virus corona di China, sementara bukti ilmiah menunjukkan penyakit itu berasal dari sana.
Source | : | TribunJabar.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar