Baiq Lisalatul Islami (23), adik korban menuturkan, setelah kakaknya dikabarkan hilang, 3 Agustus 2020, keluarga kerap mendapatkan pesan via SMS dari nomor korban.
Dalam pesan singkat itu, korban seolah-olah mengabarkan dirinya masih hidup dan kabur bersama FA ke Bali.
Ia meminta keluarga tenang dan merelakan kepergiannya bersama laki-laki tersebut.
Lanjutnya, isi SMS tertulis agar keluarga tidak perlu lagi khawatir dengan kepergiannya bersama laki-laki tersebut karena sudah menjadi takdir dirinya.
Lisalatul mengungkap, lambat laun keluarga mulai curiga. Pengirim SMS tidak pernah mau ditelepon.
Pesan singkat itu pun sulit dipahami karena menggunakan dialek bahasa Sasak Desa Pengembur yang sedikit berbeda dengan dialek warga Desa Kateng.
Struktur kata-kata dalam pesan pun berbeda dari biasanya.
”Kata-kata dalam SMS ini tidak pakai bahasa (dialek) sini, tapi bahasa timur (kampung pelaku), makanya saya tidak percaya,” tutur Lisalatul.
Source | : | Tribunsumsel.com,Lombok.tribunnews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar