"Satu orang gila di wilayah kami adalah Saddam, yang memberlakukan perang terhadap bangsa kami," ungkap Rouhani.
"Dan orang gila lainnya adalah Trump, yang memberlakukan perang lain terhadap rakyat kami," katanya dalam komentar yang disiarkan di televisi pemerintah.
"Yang satu memaksakan perang militer pada kami, sementara yang lain memaksakan perang ekonomi," lanjutnya.
Hussein, yang ditangkap oleh pasukan AS setelah invasi dan pendudukan Irak tahun 2003, dihukum mati dengan digantung dalam eksekusi dini hari yang diawasi oleh musuh politiknya.
Sejak kekalahan itu, pemerintahan Trump dan sekutunya telah meningkatkan tekanan terhadap Iran dengan sanksi dan manuver militer.
Hal itu didorong oleh sekelompok orang dalam Washington yang dipengaruhi asing yang ingin menggulingkan rezim empat dekade di Teheran.
Sumber intelijen yang dikutip oleh outlet berita Amerika mengatakan bahwa Israel, dengan restu Washington, berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh, yang dipandang sebagai bapak program senjata nuklir klandestin Iran yang tidak aktif.
Sementara itu Presiden terpilih AS Joe Biden telah mengisyaratkan bahwa dia ingin kembali ke kesepakatan nuklir Iran, sebuah langkah yang disambut oleh Rouhani sebagai cara untuk meredakan tekanan ekonomi. (*)
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Presiden Iran: Hari di Mana 'Si Gila' Trump Mati Digantung seperti Saddam Hussein Akan Jadi Hari Kemenangan"
Komentar