"Kapasitas bapak di negara ini sebagai apa ya, penasehat presiden, pengamat? aktivis? Biarkan diurus generasi abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua. Sebabnya Wakil Ket BIN & Dubes yang bapak tawar saya tolak mentah-mentah. Maaf," tulis Natalius Pigai di Twitter, Jumat (1/1/2021).
Hendropiyono kemudian merespon cuitan dari Natalius Pigai lewat akun Twitter pribadinya.
Hendropiyono menjawab pertanyaan NataliusPigai tentang kapasitasnya berbicara soal FPI.
"Buat seorang pejuang tdk ada kata berhenti ananda @NataliusPigai2Jika negara dlm bahaya, kita hrs membelanya. Harus tanpa hitung untung atau rugi dan muda atau tua."
Hendropriyono juga berkisah pertemuan tentang pertemuan awalnya bersama Natalius Pigai.
"Waktu pertama kali kita kenal, kamu adalah komisioner Komnas HAM. Kita bertemu di restoran Kunskring di Jl Teuku Umar. Dgn bersemangat kmu menawarkan jasa, utk membela saya dlm kasus Talangsari," tulis Hendropriyono.
"Patriotik dan cerdas krn sy dengar kamu mengkritik ide separatisme dg mngatakan, bhw seharusnya bercita-cita jadi Presiden RI daripada hanya sbg Presiden Papua."
Hendropiyono menilai kini ada yang berubah dari sosok Natalius Pigai yang dia kenal dulu.
"Setelah lama tidak bertemu dan kmu bukan penguasa lagi, kamu berubah 180 derajat. Selain patriotisme dan kepandaianmu, moralmu juga sangat merosot. Sopan santun dan akal budimu lenyap, krn ditelan kekecewaan sbg penganggur yg tak terakomodasi di tempat yg kmu inginkan."