GridHot.ID - Satgas Tinombala hingga saat ini masih dalam proses pencarian terhadap Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Pengejaran terhadap anggota kelompok itu pun semakin diperketat.
Dilansir dari surya.co.id, berikut kabar terbaru atau update perburuan Ali Kalora Cs dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Untuk memburu kelompok teroris Ali Kalora, TNI-Polri ternyata tak cuma mengerahkan pesawat nirawak.
Tapi juga menerjunkan pesawat andalan TNI AU yakni pesawat intai strategis Boeing 737-200 AI-7301 miliki Skadron Udara 5.
Melansir dari laman tni-au.mil.id, Minggu (3/1/2021), TNI AU menggelar operasi sayap tarsius untuk membantu Satgas Tinombala memburu sisa-sisa kelompok teroris Ali Kalora.
Operasi ini dilaksanakan dengan mengedepankan kegiatan penegakan hukum yang didukung oleh fungsi Intelejen, fungsi Binmas dan fungsi kepolisian lainnya.
Dengan menggunakan pesawat intai strategis Boeing 737-200 AI-7301, Operasi Tarsius akan memantau daerah-daerah yang diduga lokasi persembunyian kelompok teroris Ali Kalora.
Pada Selasa (29/12/2020), Panglima Pangkogabwilhan II Marsdya TNI Imran Baidirus melaksanakan kunjungan kerja di wilayah Poso untuk meninjau situasi wilayah Poso melalui udara.
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka memantau Operasi Tinombala 2020.
Marsdya TNI Imran Baidirus berkesempatan melihat langsung dari pantauan udara dengan menggunakan pesawat Boeing 737-200 AI-7301 tentang perkembangan situasi di wilayah Poso dan sekitarnya.
Ali Kalora Cs Diburu Pesawat Nirawak
Sebelumnya, TNI-Polri telah menggunakan pesawat nirawak untuk memburu Ali Kalora Cs.
Hal ini diungkapkan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam dialog Lintas Agama dan Lintas Generasi di Tokorondo di Kabupaten Poso, Rabu (23/12/2020).
Sekadar informasi, pesawat nirawak atau pesawat tanpa awak merupakan sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh.
Dengan begitu, area-area hutan yang sulit dijangkau bisa dipantau menggunakan pesawat nirawak melalui udara.
Melansir dari VOA Indonesia, Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan komitmen TNI-Polri untuk memburu dan segera menangkap 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan perburuan tersebut dilakukan tidak hanya dengan mengerahkan personel aparat di lapangan, tetapi juga dengan menggunakan teknologi pesawat nirawak ( drone).
Pesawat nirawak tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh manusia di balik rapatnya vegetasi hutan.
Namun, Hadi mengakui penangkapan teroris itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Proses ini memang akan membutuhkan waktu yang lama, tetapi kita profesional karena kita menggunakan hampir tiga lapis.
Yaitu melaksanakan pesawat surveillance, kita mencari di mana targetnya,” papar Hadi.
Pihak aparat, kata Hadi, sedang memantau titik-titik mencurigakan yang ditengarai terkait dengan keberadaan kelompok teroris tersebut.
“Hampir setiap hari kita monitor dan titik-titik (orang -red) itu selalu ditemukan,” tambahnya.
Lebih lanjut Hadi mengatakan, meskipun teknologi mampu mendeteksi pancaran suhu tubuh manusia, tetapi aparat tetap membutuhkan informasi tambahan untuk memastikannya target yang sedang diburu tersebut.
Informasi itu bisa berasal dari laporan warga ataupun dengan mengirimkan personel ke wilayah terkait.
“Agar kita yakin yang selama ini titik itu kita perhatikan memang benar nyata adanya dan kita bisa amankan mereka supaya tidak mengganggu masyarakat,” tukas Hadi.
Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora, kata Panglima TNI, memiliki ketergantungan logistik bahan makanan yang akan selalu mendorong mereka untuk masuk ke wilayah perkampungan.
Pasalnya, hutan pegunungan yang menjadi basis persembunyian kelompok itu tidak menyediakan bahan makanan yang memadai.
Oleh karena itu, katanya, ia berharap masyarakat yang melihat kehadiran kelompok tersebut agar segera melaporkan kepada aparat.
“Sedikitpun informasi yang ada didapatkan, walaupun mungkin itu dianggap sepele, silakan disampaikan kepada aparat.
Karena mencari 11 titik (orang) ini tidak mudah, bisa berubah menjadi seribu wajah, dan ketergantungan mereka adalah logistik,” jelas Hadi Tjahjanto.
Perburuan Ali Kalora Cs Diperpanjang hingga 2021
Sementara itu, perburuan Ali Kalora Cs juga akan diperpanjang hingga tahun 2021.
Hal ini diungkapkan oleh Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono dalam konferensi pers, Selasa (22/12/2020).
Seperti diketahui, kelompok teroris Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) saat ini masih tersisa 11 orang.
Sedangkan masa tugas Satgas Tinombala rencananya akan berakhir pada 31 Desember 2020 mendatang.
Polri sempat berencana untuk memperpanjang masa tugas Satgas Tinombala sampai Ali Kalora Cs ditumpas habis.
Dan kini, Polri secara resmi mengumumkan kalau masa tugas Satgas Tinombala akan diperpanjang hingga 2021.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Selain KKB, Operasi Nemangkawi di Papua Bakal Sasar Kelompok Kriminal Politik'
Tak tanggung-tanggung, Polri menargetkan 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora dapat diringkus tahun depan.
"Tetap kita gelar bersama TNI pada 2021 dengan target 11 orang yang harus diselesaikan.
Dalam arti dituntaskan upaya penegakan hukum. Mudah-mudahan target tersebut dapat tercapai," kata Rusdi.
Pada tahun ini, sedikitnya lima operasi terpusat sudah digelar Polri. Kelima operasi itu meliputi, Operasi Aman Nusa II dalam rangka penanganan Covid-19.
Operasi tersebut saat ini sudah memasuki tahap keenam.
Kemudian, Operasi Mantap Praja 2020 dalam rangka pengamanan Pilkada 2020 di 270 wilayah (minus Boven Digoel) dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Selanjutnya, Operasi Tinombala yang berlangsung di Poso, Sulawesi Tengah.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judulUpdate Perburuan Ali Kalora Cs Tak Cuma Pakai Pesawat Nirawak, TNI AU Terjunkan Pesawat Andalannya(*)