Ayah lima anak yang sudah ditinggal ibu untuk selamanya itu mengaku tidak ada firasat apa-apa sebelum peristiwa menghebohkan itu.
Pada minggu pagi, kurang dari pukul 9.00 WIB, Ismail keluar rumah bersama anak laki-laki tertua untuk mengantarkan gas (LPJ) nonsubsidi kepada langganan yang memesan.
Kemudian ia duduk di warung kopi Terminal Blangpidie.
Sebelum keluar rumah, Ismail sempat memberikan uang jajan Rp 5.000 kepada anaknya.
Sementara ibunya (Sukmiati) juga keluar rumah menuju Jalan Manyang (Desa Meudang Ara) karena suatu keperluan.
Sebelum pergi, Sukmiati sempat merebus jagung muda.
Kemudian berpesan kepada menantunya (S) agar jagung rebus itu diberikan kepada anak-anak atau cucu-cucunya.
Saat Sukmiati kembali ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB mendapati pintu dalam kedaan tertutup dan dikunci dari dalam serta kain gorden jendela kaca juga tertutup semua.
“Saat diketuk, pintu tidak dibuka. Anak saya nomor 3 dan nomor 4 juga mengetuk pintu sambil menangis memanggil ibunya. Seorang tetangga juga ikut mengetuk,” kata Ismail.