Meskipun konflik Nagorno-Karabakh telah diselesaikan dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Moskow, katanya, konflik di Kaukasus Selatan, di sekitar Turki, dan di seluruh dunia belum berakhir.
Sentop mengingatkan, para pejabat tinggi Turki mengunjungi Azerbaijan selama perang dan menyatakan dukungan mereka kepada negara persaudaraan itu.
Ia menggarisbawahi bahwa wilayah Nagorno-Karabakh selalu dianggap sebagai wilayah Azerbaijan yang bersejarah.
Armenia tidak memiliki hak atas tanah itu. Oleh karenanya Turki mendukung mati-matian Azerbaijan, meski militer negara itu kalah jauh dari Armenia.
Tetapi karena pada dasarnya wilayah yang diperebutkan adalah milik Azerbaijan, ditengahi Presiden Rusia Vladimir Putin, Azerbaijan dinyatakan menang dari Armenia.
Tidak peduli sejauh mana menelisik ke dalam sejarah, Sentop menegaskan sekali lagi bahwa Nagorno-Karabakh berada di bawah kekuasaan Azerbaijan.
Baik setelah perjanjian Iran-Rusia di awal abad ke-19, maupun dalam Konstitusi yang diadopsi pada periode Uni Soviet.
"Pada masa Soviet, tidak ada kecenderungan, praktek atau aturan hukum bahwa Nagorno-Karabakh akan memiliki pemerintahan di luar tanah Azerbaijan," katanya.
"Dalam hal ini, jika kita melihat ke belakang, kita melihat bahwa Nagorno-Karabakh secara historis adalah tanah milik Azerbaijan," tambahnya.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar