Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Miris.. Jenazah Dibawa dengan Mobil Pikap, Keluarga Mengaku Tak Sanggup Sewa Ambulans yang Mahal

None - Selasa, 26 Januari 2021 | 08:25
Miris.. Jenazah Dibawa dengan Mobil Pikap, Keluarga Mengaku Tak Sanggup Sewa Ambulans yang Mahal
TribunBali/Istimewa

GridHot.ID - Viral sebuah foto jenazah yang dibawa menggunakan mobil pikap.

Padahal umumnya jenazah harus dibawa dengan ambulans.

Rupanya keluarga jenazah ini tidak mampu membayar ambulans yang mahal.

Peristiwa itu terjadi di Buleleng, Bali. Jenazah merupakan bagian dari keluarga kurang mampu asal Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Baca Juga: Dapat Informasi dari Jaringan Intelijen, Boyamin MAKI Sebut Harun Masiku Sudah Tewas, KPK: Jenazah dan Kuburannya Dimana?

Mereka terpaksa membawa jenazah Gede Seni dari RSUD Buleleng ke rumah duka memakai mobil pikap.

Mereka tidak mampu menyewa ambulans rumah sakit sebesar Rp 800 ribu.

Peristiwa langka ini pun viral di media sosial Facebook, Minggu (24/1/2021).

Peristiwa ini pertama diposting oleh akun Facebook Humas (Buleleng Sosial Community) dengan tujuan untuk membuka donasi.

Baca Juga: Identitas Lengkap Okky Bisma, Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang Pertama Teridentifikasi, Berprofesi Sebagai Pramugara

Dalam postingan itu, pemilik akun mengunggah sebuah foto yang menggambarkan jenazah Gede Seni terbaring di belakang mobil pikap, dan hanya ditutupi selimut bermotif garis-garis warna hitam dan putih.

Tampak pula kedua orangtua almarhum duduk di samping jenazah Gede Seni. Foto diambil saat mobil pikap sedang berhenti di perempatan Penarukan, Singaraja.

Selain foto, pemilik akun juga menjelaskan terkait kondisi keluarga almarhum yang kurang mampu, sehingga terpaksa memulangkan jenazah dari rumah sakit menuju ke rumah duka di Banjar Dinas Pasek menggunakan mobil pikap.

Dijelaskan pula terkait kondisi keluarga yang tidak mampu membayar biaya perawatan, yang jumlahnya mencapai belasan juta.

Baca Juga: Puskesmas Tolak Halus Antar Pakai Ambulans, Jenazah Wanita Terpaksa Ditandu ke Rumah Duka, Warga Jatuh Bangun Karena Jalan Licin Diguyur Hujan

Melalui postingan tersebut, akun Humas (Buleleng Sosial Community) juga menjelaskan kondisi keluarga almarhum yang kurang mampu, dan masih menunggak biaya perawatan di rumah sakit.

Mereka pun membuka rekening donasi untuk membantu keluarga almarhum Gede Seni melunasi utang biaya perawatan yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah.

Mobil pinjaman

Dikonfirmasi terkait peristiwa itu, istri almarhum Gede Pasek, Ketut Suryani (35), membenarkan jika jenazah suaminya terpaksa dipulangkan dari RSUD Buleleng menuju ke rumah duka dengan menggunakan mobil pika, pada Sabtu (23/1/2021) pagi.

Baca Juga: Kadung Nangis-nangis Gelar Tahlilan hingga Terima Angpau Ngira Suaminya Korban Sriwijaya Air SJ 182, Wanita Ini Ternyata Ditinggal Selingkuh di Bali, Sang Pria Kini Ciut Tak Berani Pulang

Tidak ada pilihan lain, sebab pihak keluarga tidak memiliki biaya untuk menyewa mobil ambulans, yang tarifnya mencapai Rp 800 ribu.

"Yang ngurus jenazah suami saya di rumah sakit hanya mertua. Mereka tidak tahu mau minta bantuan ke siapa. Disamping itu biaya sewa mobil ambulans di RSUD cukup mahal, yaitu Rp 800 ribu. Kami tidak punya uang sebanyak itu,” tutur Suryani saat ditemui di rumah duka, Minggu (24/1/2021).

Akhirnya ada komunitas yang mau membantu mereka, meminjamkan mobil pikapnya untuk mengantar jenazah sang suami ke rumah duka. “Dengan adanya bantuan itu kami sudah sangat bersyukur, jenazah suami saya bisa cepat dibawa pulang ke rumah duka," terangnya.

Selain tak punya biaya untuk menyewa ambulans hingga terpaksa memulangkan jenazah dengan mobil pikap, keluarga almarhum Gede Seni juga tidak mampu membayar biaya perawatan di dua rumah sakit, yang totalnya kurang lebih mencapai Rp 17 juta.

Baca Juga: Saksikan Jenazah Syekh Ali Jaber dengan Mata Kepalanya Sendiri, Aa Gym: Demi Allah, Wajahnya Bersih dan Tersenyum

Berhenti merokok

Menurut Suryani, suaminya mulanya dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Buleleng pada Minggu (10/1/2021) dengan keluhan batuk dan lemas. Setibanya di rumah sakit swasta tersebut, Gede Seni didiagnosis mengalami infeksi paru-paru.

Mengingat kondisinya kian melemah, pada Kamis (14/1/2021) Gede Sani dirujuk ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.

"Sakitnya ini dialami sejak almarhum berhenti merokok, sekitar tujuh bulan yang lalu. Dia berhenti merokok karena baru punya anak. Takut anaknya kena asap rokok. Tapi setelah berhenti merokok itu, dia tiba-tiba sering batuk,” katanya.

Saat menderita batuk-batuk, almarhum tak pernah berobat ke rumah sakit karena keterbatasan dana.

Baca Juga: Jangan Percaya Hoax, Viral Foto Jenazah Disebut Dibungkus dengan Daun Pisang, Warga Mamuju Angkat Bicara, Begini Penjelasannya

“Saya terlambat memeriksakan dia ke rumah sakit, karena tidak punya uang dan jaminan kesehatan," ungkap Suryani sembari menangis.

Selama dirawat di rumah sakit, Gede Seni hanya ditemani oleh orangtuanya, yakni Cening Kawit (55) dan Nyoman Artawan (60). Sementara Suryani harus mengurus anak pertamanya yang masih berusia tujuh bulan di rumah.

Tiga hari sebelum meninggal, Suryani mengaku sempat menjenguk suaminya di ruang ICU. Kala itu sang suami sempat minta untuk dibawakan ponselnya agar bisa melihat foto-foto anak semata wayangnya.

"Dia minta dibawakan HP, katanya biar bisa liat foto anaknya. Dia sayang sekali dengan anaknya. Tangan saya juga dicium-cium, katanya jangan khawatir dia pasti sembuh. Tapi kondisinya sudah semakin drop, firasat saya sudah buruk. Sampai akhirnya dia meninggal, saya tidak sempat melihat dia lagi," tutur Suryani sembari mengusap air matanya.

Baca Juga: Nyawa Bapaknya Melayang Tertimpa Longsor Saat Benahi Saluran Mampet, Anak Aiptu Kifni Nangis di Sebelah Peti Jenazah: Ayah, Saya Lapar, Buatkan Telur

Dirumahkan

Suryani menjelaskan, suaminya sebelumnya bekerja di salah satu restoran yang ada di kawasan Kuta. Sementara Suryani bekerja sebagai tenaga terapis di Denpasar.

Namun karena pandemi Covid-19, keduanya terpaksa dirumahkan. Praktis pasutri malang tersebut kehilangan mata pencaharian.

Termasuk dengan jaminan kesehatan, tidak lagi ditanggung oleh perusahaannya.

"Selama dirumahkan kami tidak punya uang. Makanya selama tujuh bulan suami saya sakit, tidak bisa berobat ke dokter. Minta bantuan ke desa biar punya KIS PBI, sudah diproses kok, tapi sayangnya KISnya baru bisa dipakai bulan Februari nanti," jelasnya.

Baca Juga: Lihat Wajah Syekh Ali Jaber untuk Terakhir Kalinya, Kesaksian Penggali Kubur Ini Serupa dengan yang Aa Gym Rasakan: Alhamdulillah Jadi Saksi, Bersih dan Tersenyum

Atas kondisi ini, Suryani pun berharap agar ada tangan donatur yang bisa membantu meringankan beban untuk membayar utang biaya perawatan sang suami, senilai kurang lebih Rp 17 juta.

Sementara jenazah Gede Seni rencananya akan dikubur di Setra Desa Adat Kubutambahan pada Selasa (26/1/2021) besok.

"Saya berharap sekali ada warga yang bisa bantu bayar utang di rumah sakit. Saya punya anak kecil, tidak punya uang, saya mohon sekali bantuannya," harapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Tak Mampu Sewa Ambulans Rp 800 Ribu Jenazah Suami Diangkut dengan Pikap

(*)

Source :Tribunjateng.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x