"Tidak ada, kami taat patuh, apalagi petugas partai menjadi gubernur, bupati ada yang jadi ketua DPR, ada yang baru terpilih. Itu semua melaksanakan (prokes)," kata Sutena, saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/1/2021).
Soal momen Koster menyuapi tumpeng Giri Prasta dan I Gede Dana menggunkaan sendok yang sama, Sutena mengatakan, hal tersebut terjadi karena spontanitas.
Kemudian, hal itu diingatkan oleh petinggi PDI-P lainnya yakni IGN Jaya Negara. Setelah itu, mereka disuapi tumpeng dengan sendok yang berbeda.
"Saat melakukan tumpengan langsung itu, nyuapin ke Pak Giri lalu spontanitas disuapin ke Pak Gede Dana. Kemudian, wali kota terpilih (Jayanegara) ngeh (diingatkan), itu sendoknya tidak lagi dilanjutkan itu," kata dia.
Terkait tiup lilin, menurutnya juga dilakukan secara spontanitas.
"Gimana sih, namanya tiup lilin kan harusnya buka mulut, sehingga spontanitas menyanyikan lagu selamat ultah, disela Pak Giri, jangan langsung tiup lilin, kita nyanyi dulu. Ini semua terjadi tanpa rekayasa," kata dia.
Harus disanksi
Ahli epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo meminta pemerintah melayangkan sanksi kepada mereka yang terlibat dalam acara tersebut.
"Mereka harus diberi sanksi dong. Kan mereka sebagai tokoh partai, yang berarti tokoh publik yang mampu menjadi teladan bagi masyarakat luas," kata Windhu saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/1/2021).
Menurut dia, meski acara digelar di ruangan berkapasitas 350 orang dan hanya dihadiri oleh 20 peserta, tak menutup kemungkinan adanya paparan virus corona.