Gridhot.ID - Jagat media sosial belakangan heboh dengan video seorang pria yang membuang ratusan telur ke sawah.
Dikutip dari Tribun Jateng, aksi itu dilakukan oleh Suparni alias Pitut, peternak asal Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Setelah video tersebut viral dan menuai kritikan, Suparni kemudian membuat video permintaan maaf.
Video permintaan maaf itu diunggah oleh akun YouTube Mbah Wo Banyu Langit pada 24 Januari 2021.
Suparni menjelaskan jika ia kecewa dengan harga pakan yang terus naik, sedangkan harga telur terus turun.
"Sebenarnya hal tersebut saya lakukan karena rasa kecewa di mana harga pakan naik terus sedangkan harga telur mengalami penurunan. Apabila di kemudian hari timbul permasalahan saya akan selalu koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dan saya tidak akan membuat unggahan video yang tidak semestinya. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya.
Sebelumnya, dalam video viral tampak Suparni berteriak dan membuang ratusan telur dari motor roda tiga yang ia kendarai.
"Terus arep dadi opo peternak ki pakan mundak terus, ndog soyo mudun soyo mudun, jek dinyang murah dinyang murah. Timbang dinyang murah tak guwak sisan. (Terus mau jadi apa peternak ini. Pakan naik terus (harga), (harga) telur terus turun. Masih ditawar murah. Daripada ditawar murah mending aku buang saja)," ucap pria yang mengenakan kacamata itu melansir dari Kompas.com.
Awalnya, ia melempar telur yang dijajar di bawah, kemudian ia melemparkan telur yang ada di atas kendaraan.
"Dinyang murah karohan ngono ae wes (Ditawar murah mending sekalian kayak gini). Kabeh iki (semua ini)," ucap perekam video.
"Wes ogak mikir (sudah tidak mau mikir)," jawab pria berkaos hitam.
Pada video berikutnya terdengar seorang pria mencoba menghentikan Suparni.
"Wes mas, ojo kabeh (sudah mas, jangan semuanya)," ucap pria berkaos hijau tua.
"Wes ora sak kandang buang kabeh. Wes ora gagas, wong dinyang murah, pakan mundak terus kok (sudah nggak satu kandang buang semua, nggak difikirin, ditawar murah. pakan naik terus)," jawab pria itu emosi.
Didatangi oleh pihak Pemkab Magetan
Saat dikonfirmasi, Suparni mengaku melakukan hal tersebut karena kesal pakan ternak terus naik sejak 2 bulan terakhir.
Saat ini harga pakan ternak mencapai Rp 50.000 per sak.
Sementara harga telur justru terus turun dari Rp 20.000 hingga Rp 17.000 per kilogram.
"Kesalnya harga pakan naik sampai Rp 50.000 per sak. Kalau pakan naik setidaknya telur tidak turun," kata Suparni saat dikonfirmasi lewat telepon, Senin (25/01/2021).
Ia mengatakan saat ini dirinya hanya bisa pasrah dan berharap adanya solusi dari pemerintah.
"Kami hanya bisa bertahan, semoga harga pakan turun kalau ayam kita jual juga enggak laku karena PPKM masa Covid-19," katanya.
Ia mengaku setelah aksinya viral, ia didatangi oleh petugas dari Dinas Peternakan dan Dinas Perdagangan Kabupaten Magetan.
Meski tidak menyebutkan secara rinci perihal pertemuannya itu, namun ia mengaku salah dan minta maaf atas tindakan yang dilakukan tersebut.
Meski harga telur terus turun, Suparni mengaku tak lagi membuang hasil ternaknya.
Ia lebih memilih menyumbangkan telurnya ke warung gotong royong dan Jumat berkah di desanya.
Suparni kemudian mengunggah permintaan maafnya di media sosial karena telah membuang telur.
(*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar