Bahkan dia mengatakan tidak akan mau divaksin Covid-19, tapi berjanji akan memvaksinasi seluruh warganya, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Bolsonaro melunak setelah dukungannya menurun karena pengadaan vaksin yang lambat dan kematian yang meningkat.
Ditambah adanya Covid-19 varian baru yang lebih menular hingga menyebabkan rumah sakit di kota hutan Manaus terpuruk.
Para kritikus mengatakan, lambatnya vaksin Covid-19 adalah satu dari beberapa masalah Brasil yang diakibatkan pandemi.
Negara ini memiliki jumlah kematian akibat Covid-19 terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Brasil kini bergantung pada vaksin Sinovac asal China yang sejauh ini telah memproduksi sekitar 6 juta dosis.
Namun hasil uji coba mengatakan, Sinovac hanya memiliki 50 persen efektivitas, hampir tidak memenuhi standar persetujuan vaksin.
Brasil juga akan menggunakan vaksin AstraZeneca produksi Oxford, yang sejauh ini baru mengirim sekitar 2 juta dosis.
Bolsonaro pada Kamis berusaha menjelaskan soal lambatnya pengadaan vaksin.