”Saddam mengatakan, seharusnya Irak bisa bertahan dalam serangan AS kedua dengan anggapan serangan AS tidak segencar yang diduga,” kata Piro.
Saddam mengira, Iran-lah yang lebih berbahaya ketimbang AS, berdasarkan wawancara pada 11 Juni 2004.
Sementara, soal keterlibatannya dengan pemimpin kelompok Al-Qaeda, Osama Bin Laden, Saddam mengatakan sama sekali tak pernah bertemu dengannya secara pribadi.
Saddam juga mengatakan, Irak sama sekali tak pernah bekerja sama dengan kelompok teroris mana pun untuk melawan AS.
Selain itu, Saddam bertutur soal keadaan menjelang invasi AS tahun 1991, yang didorong oleh invasi Irak ke Kuwait, negara sahabat AS. Hal ini membuat AS kukuh untuk menginvasi Irak.
Itulah cerita yang diungkapkan Presiden Irak, Saddam Huseein, sebelum hidupnya berakhir di tiang gantung. Dia dieksekusi pada tanggal 30 Desember 2006.(*)
Komentar