Raja Jayabaya sendiri menerbitkan kitab ramalannya sendiri seperti Serat Jayabaya, Serat Pranitiwakya dan lain-lain.
Jayabaya turun tahta di masa tuanya dan mencari kehidupan meditasi sebagai pertapa di desa Menang, di Kecamatan Kabupaten Kediri.
Hingga saat ini, desa tersebut masih dianggap sebagai tempat ziarah suci bagi masyarakat Jawa.
Baik Sukarno dan Suharto, presiden pertama dan kedua Indonesia, dikatakan telah bermeditasi di sana untuk mendapatkan kesan legitimasi raja, kemampuan supernatural, serta berkah Jayabaya mereka.
Bagi Jayabaya, karena posisinya sebagai raja dan reputasinya sebelumnya sebagai keturunan dewa, lebih mudah membuat orang mempercayainya dan karena itu buku-bukunya dihormati hampir seperti dirinya.
Ramalan Jayabaya masih memiliki pengaruh besar di benak banyak orang Indonesia saat ini karena sebagian besar ramalannya telah menjadi kenyataan.
Salah satu ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah kedatangan orang-orang berkulit putih yang membawa senjata yang mampu membunuh dari jarak jauh.
Ia meramalkan bahwa laki-laki berkulit putih itu akan menduduki Jawa dalam waktu yang sangat lama.
Mereka kemudian akan dikalahkan, katanya, oleh orang-orang berkulit kuning dari Utara, yang hanya akan menempati Jawa sebentar.
Ramalan ini menjadi kenyataan dengan 300 tahun penjajahan Belanda di Indonesia.