GridHot.ID - Sebuah lembaga survei baru-baru ini melakukan survei atas tingkat kepercayaan publik.
Melansir Kompas.com, Tentara Nasional Indonesia (TNI) diketahui menempati posisi tertinggi sebagai institusi paling dipercayai publik dengan persentase mencapai 89,9 persen.
Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Baca Juga: Prancis Lintasi Selat Sunda, TNI AL Langsung Kerahkan 3 Kapal Perang, Ini Alasannya
Pasalnya, dilansir dari Tribun-Timur.com, TNI paling dipercaya publik, kalahkan Presiden Jokowi dan Polri yang dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo, lihat perbandingannya!
Temuan lembaga survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) sebagai institusi paling dipercayai publik dengan persentase mencapai 89,9 persen.
Tingginya kepercayaan publik terhadap TNI sampai-sampai mengalahkan institusi Presiden yang meraup 82 persen.
Temuan ini berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 1-3 Februari 2021 dengan menggunakan metode simple random sampling.
Adapun responden sebanyak 1.200.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan kontak telepon.
Dari keseluruhan responden, temuan ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Temuan ini telah dipublikasikan Indikator Politik Indonesia pada Senin (8/2/2021).
Berikut urutan institusi paling dipercayai publik:
- TNI: 89,9 persen
- Presiden: 82 persen
- Gubernur: 80 persen
- KPK 73,2 persen
- Polri: 74,4 persen
- Kejaksaan: 71,3 persen
- DPD: 55,7 persen
- DPR: 52,6 persen
- Partai Politik: 47,8 persen
Menurut Burhanuddin, penurunan angka kepuasan publik berada di titik paling rendah sejak 2016.
"Ini titik terendah tingkat kepuasan pada Pak Jokowi, bahkan sejak Juni 2016," ujar Burhanuddin, dalam diskusi daring yang digelar IPI, Senin (8/2/2021).
Burhanuddin menuturkan, persentase kepuasan publik turun jika dibandingkan pada September 2020 lalu yang mencapai 68,9 persen.
Penurunan tersebut menurut Burhanuddin tidak signifikan, namun menjadi alarm untuk Presiden Jokowi.
"Tren ini kalau tidak diantisipasi oleh Presiden bisa alarming (mengganggu), karena sebagian pendukung loyalnya sudah bergeser," kata Burhanuddin memaparkan.
Kemudian, survei IPI juga menunjukkan angka ketidakpuasan publik pada kinerja Presiden Joko Widodo meningkat dalam setahun terakhir.
Survei IPI pada Februari 2020 hingga Februari 2021, angka ketidakpuasan pada Presiden Jokowi naik dari 28 persen menjadi 35,6 persen.
"Orang puas dan tidak puas ditentukan oleh pilihan di 2019. Pendukung Pak Jokowi cenderung puas pada kinerja presiden, pendukung Prabowo cenderung tidak puas. Meskipun Pak Prabowo sekarang sudah menjadi bagian dari pemerintah," tuturnya.(*)