Eki mengatakan, karena HUL sakit stroke, sehingga mereka pun selalu bergantian berinteraksi langsung dengan HUL, mulai dari rumah hingga ke rumah sakit.
Setelah menjalani perawatan medis, HUL akhirnya meninggal dunia.
Jenazah HUL dimakamkan di pemakaman umum untuk Covid-19 di Oebaki, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS, Senin (1/2/2021).
Tetapi, hasil yang menyatakan kalau HUL meninggal akibat corona belum keluar.
"Kami pindahkan jenazah Mama pada tanggal 4 Februari dan hasil yang menyatakan kalau Mama positif Covid-19 itu keluar tanggal 5 Februari, tapi sampai saat ini kami belum dapat surat resmi yang menyatakan kalau mama meninggal akibat Covid," kata Eki.
Keluarga besarnya, kata Eki, juga masih mempertanyakan soal kematian HUL, apakah karena corona atau stroke.
Apalagi, lanjut Eki, sekitar 60 orang keluarganya sudah di-tracing dan menjalani rapid tes antigen setelah HUL meningal, semuanya negatif.
"Kami yang kontak erat dengan Mama, bersentuhan langsung dengan Mama, semuanya negatif," kata Eki.
Menurut Eki, sejak awal orangtuanya meninggal di rumah sakit, pihak keluarga tidak pernah mempersoalkan, sehingga jenazah diurus dengan baik dan diserahkan ke petugas Covid.
Source | : | Kompas.com,Pos-kupang.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar