Namun, ide tersebut masih belum dapat terealisasikan karena adanya kebijakan yang dinilai menghambat, seperti kewajiban komponen lokal sebesar 30 persen.
Padahal, India belum memiliki semua komponen yang diperlukan untuk membuat mobil listrik.
Akan tetapi, berdasarkan sumber internal yang mengetahui kesepakatan ini, Tesla telah bernegosiasi dengan pemerintah setempat selama enam bulan terakhir.
Tesla pun telah membentuk anak perusahaan bernama Tesla Motors India and Energy Private Limited di Bangalore pada Januari 2021.
Selain itu, Tesla juga tengah menyelesaikan uji tuntas untuk membangun perkantoran di kawasan tersebut dan berencana membangun fasilitas penelitian dan pengembangan.
Terkait hal tersebut, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat kemungkinan Tesla memilih India untuk membangun pabrik mobil listrik karena pemerintah Indonesia membocorkan non disclosure agreement (NDA).
NDA sendiri adalah perjanjian kerahasiaan milik perusahaan dengan pihak lain dengan tujuan agar tidak dibuka atau disebarkan, dikutip dari Warta Kota.
"Iya nah ini NDA kalau sekadar memberitakan untuk gembira tarafnya tidak detil, tidak masalah. Mungkin sudah bilang dulu (ke Tesla)" ujarnya saat dihubungi Tribunnews belum lama ini.
Namun, kata Budi, kalau dibuka tanpa persetujuan itu berhubungan dengan etika bisnis yang tidak sesuai dengan persetujuan kerahasiaan.
"Kalau tanpa persetujuan (Tesla), pokoknya intinya tidak sesuai dengan persetujuan yang ada," kata dia.