Menurutnya, belum ada data yang bisa mengaitkan hubungan keduanya.
"Data yang kami miliki sejauh ini dari Cina dan Korea Selatan tidak mengidentifikasi orang dengan asma berisiko terkena virus atau memiliki penyakit yang lebih parah dengan virus," kata Johnston.
Kepala Klinis untuk Perawatan Asma di Rumah Sakit Guy's di London, David Jackson, juga mengatakan hal yang sama.
Ia mengemukakan bahwa asma tampaknya tidak menjadi faktor risiko yang signifikan untuk infeksi yang lebih parah.
"Coronavirus baru atau Covid-19 tampaknya tidak dapat mempengaruhi penderitaasma dengan cara yang sama seperti virus lain pada umumnya," jelas dia.
Namun begitu, Johnston tetap mengimbau agar orang dengan asma harus mengikuti semua tindakan pencegahan yang disarankan.
Seperti menghindari interaksi sosial, menghindari kontak dengan orang yang memiliki gejala pernapasan, rutin mencuci tangan, serta membawa inhaler.
Sebab virus yang lebih tua seperti flu musiman tetap menjadi ancaman.
Orang-orang dengan asma terbiasa mengalami pilek musiman dan flu, membuat kondisi mereka semakin buruk dan pada akhirnya menyebabkan sesak nafas dan batuk.(*)