Gridhot.ID -Kabar kepergian artis senior Rina Gunawan sudah menyebar ke seantero negeri.
Meninggalnya artis yang juga memiliki bisnis Wedding Organizer ini mengejutkan banyak pihak.
Melansir dari Grid.ID, tak ada yang tahu jika artis senior ini dirawat di rumah sakit.
Rina, meninggal di usianya yang menginjak 46 tahun.
Ia menghembuskan napas terakhirnya di RSPP, Simprung, Jakarta Selatan.
Melansir dari wartakotalive, sebelum meninggal dunia, aktris RinaGunawan diketahui punya penyakit asma.
Kondisi ini yang membuatnya sempat kritis setelah terpapar Covid-19.
Artis yang juga menjadi pebisnis Wedding Organizer ini mengalami kritis berbarengan dengan istri Anang Hermansyah, Ashanty.
Bahkan keduanya saling suport dan mendoakan untuk bisa segera sembuh.
Namun rupanya Tuhan berkata lain, RinaGunawan dinyatakan meninggal dunia, Selasa (2/3/2021) sore.
Seberapa bahayanya penyakit asma menjadi komorbid atau penyakit penyerta yang memperparah kondisi penderita Covid-19?
Kemudian, apakah penderitaasma menjadi kelompok berisiko tinggi terinfeksi Covid-19?
Setiap tahun, penderita asma bersiap menghadapi penyakit musiman seperti masuk angin dan flu.
Menurut pejabat kesehatan, mereka yang paling berisiko adalah populasi yang lebih tua atau orang dengan kondisi medis bawaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwapenderitaasmaberisiko tinggi terinfeksi Covid-19.
Asma disejajarkan dengan diabetes dan penyakit jantung yang merupakan kelompok lebih rentan akan virus.
Yayasan Asma dan Alergi Amerika juga mendaftarkan asma sebagai kondisi medis kronis yang membuat seseorang lebih berisiko.
"Penderita asma harus mengambil tindakan pencegahan ketika segala jenis penyakit pernapasan menyebar di komunitas mereka," demikian pernyataan Yayasan tersebut, seperti dilansir Time, Rabu (18/3/2020).
Namun begitu, Sebastian Johnston, seorang profesor Kedokteran Pernapasan dan Alergi di Inggris mengungkap, sejauh ini tidak ada bukti definitif bahwa penyakit asma meningkatkan kemungkinan tertular virus atau mengalami penyakit yang lebih parah.
Menurutnya, belum ada data yang bisa mengaitkan hubungan keduanya.
"Data yang kami miliki sejauh ini dari Cina dan Korea Selatan tidak mengidentifikasi orang dengan asma berisiko terkena virus atau memiliki penyakit yang lebih parah dengan virus," kata Johnston.
Kepala Klinis untuk Perawatan Asma di Rumah Sakit Guy's di London, David Jackson, juga mengatakan hal yang sama.
Ia mengemukakan bahwa asma tampaknya tidak menjadi faktor risiko yang signifikan untuk infeksi yang lebih parah.
"Coronavirus baru atau Covid-19 tampaknya tidak dapat mempengaruhi penderitaasma dengan cara yang sama seperti virus lain pada umumnya," jelas dia.
Namun begitu, Johnston tetap mengimbau agar orang dengan asma harus mengikuti semua tindakan pencegahan yang disarankan.
Seperti menghindari interaksi sosial, menghindari kontak dengan orang yang memiliki gejala pernapasan, rutin mencuci tangan, serta membawa inhaler.
Sebab virus yang lebih tua seperti flu musiman tetap menjadi ancaman.
Orang-orang dengan asma terbiasa mengalami pilek musiman dan flu, membuat kondisi mereka semakin buruk dan pada akhirnya menyebabkan sesak nafas dan batuk.(*)