"Saya juga membagikannya ke panti asuhan, panti jompo dan pesantren di Bondowoso," katanya kepada Surya, Jumat (12/3).
Selain itu, Rahma juga membolehkan para warga yang mau mengambil ubi Cilembu di ruang produksi mebelnya.
Tak pelak, warga pun berbondong-bondong datang ke sana.
"Saya ingin berbagi Ubi dengan masyarakat sekitar. Ubi itu bisa dimakan sebagai camilan bersama keluarga nantinya. Saya tak mematok harga, warga boleh mengambil seperlunya. Tak jarang pula ada warga yang memberikan uang kepada saya," paparnya kepada TribunJatim.com.
Sebenarnya, Rahma sempat kebingungan untuk menghabiskan ubi Cilembu. Sebab, meski telah dibagikan warga ubi Cilembu masih banyak tersimpan di ruang produksi.
Alumnus Pendidikan Matematika Universitas Bondowoso (Unibow) ini akhirnya memposting foto tumpukan ubi Cilembu beserta keterangan di media sosial Facebook.
Dalam keterangannya, ia mencari orang yang bisa menampung ubi Cilembu yang ia beli tanpa tarif, hanya mengganti uang ongkos kirimnya saja bila dikirim ke luar kota.
Dalam uggahannya itu ternyata sudah menyebar luas di Twitter dan dibagikan oleh sejumlah warganet.
"Saat ini, tumpukan ubi Cilembu sudah berkurang, mungkin hanya sekitar 1 ton saja. Tetapi, masih banyak petani ubi yang membutuhkan bantuan. Saya sampai kewalahan. Ke depan saya akan berupaya membantu," sebutnya.
Ia mengungkapkan, rencana jangka panjang ubi Cilembu itu akan diolah menjadi keripik dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Tetapi, rencana itu belum terlaksana karena keterbatasan alat.