Gridhot.ID - Kisah unik datang dari warga Bondowoso yang satu ini.
Wanita ini diketahui melakukan aksi yang luar biasa mulia untuk warga sekitar rumahnya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jember, sebanyak 16 ton ubi Cilembu menumpuk di ruangan produksi mebel milik Endang Rahma Sofaatin (34) warga Jalan Mastrip, Dusun Karanggilih, Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.
Ubi sebanyak itu ia beli dengan harga layak, Rp 2.500 perkilo, dari para petani dengan tujuan membantu.
Diketahui, harga ubi merosot tajam, tak terkecuali ubi Cilembu (ubi madu). Harga ubi Cilembu perkilonya berkisar Rp 500 - Rp 700. Sedang saat normal Rp 4.000 - Rp 5.000.
Kondisi itu diperparah dengan sepinya pembeli atau tengkulak. Padahal musim panen telah tiba.
Lantas, apa yang dilakukan Rahma setelah membeli ubi Cilembu para petani?
Rupanya, ubi Cilembu itu dibagikan kepada warga sekitar. Setidaknya sudah ada sekitar 2.000 KK yang menerima ubi darinya.
Tampaknya, Rahma tak memikirkan lagi uang yang sudah dikeluarkan untuk membantu para petani.
Seharusnya, Rahma bisa menambal pengeluaran dengan menjual kembali ubi itu.
"Saya juga membagikannya ke panti asuhan, panti jompo dan pesantren di Bondowoso," katanya kepada Surya, Jumat (12/3).
Selain itu, Rahma juga membolehkan para warga yang mau mengambil ubi Cilembu di ruang produksi mebelnya.
Tak pelak, warga pun berbondong-bondong datang ke sana.
"Saya ingin berbagi Ubi dengan masyarakat sekitar. Ubi itu bisa dimakan sebagai camilan bersama keluarga nantinya. Saya tak mematok harga, warga boleh mengambil seperlunya. Tak jarang pula ada warga yang memberikan uang kepada saya," paparnya kepada TribunJatim.com.
Sebenarnya, Rahma sempat kebingungan untuk menghabiskan ubi Cilembu. Sebab, meski telah dibagikan warga ubi Cilembu masih banyak tersimpan di ruang produksi.
Alumnus Pendidikan Matematika Universitas Bondowoso (Unibow) ini akhirnya memposting foto tumpukan ubi Cilembu beserta keterangan di media sosial Facebook.
Dalam keterangannya, ia mencari orang yang bisa menampung ubi Cilembu yang ia beli tanpa tarif, hanya mengganti uang ongkos kirimnya saja bila dikirim ke luar kota.
Dalam uggahannya itu ternyata sudah menyebar luas di Twitter dan dibagikan oleh sejumlah warganet.
"Saat ini, tumpukan ubi Cilembu sudah berkurang, mungkin hanya sekitar 1 ton saja. Tetapi, masih banyak petani ubi yang membutuhkan bantuan. Saya sampai kewalahan. Ke depan saya akan berupaya membantu," sebutnya.
Ia mengungkapkan, rencana jangka panjang ubi Cilembu itu akan diolah menjadi keripik dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Tetapi, rencana itu belum terlaksana karena keterbatasan alat.
Kami mau membeli alat frying dehidrator untuk mengolah ubi menjadi panganan sehat. Tunggu uangnya terkumpul dulu. Bila produk tidak terjual semua bisa kami distribusikan ke tempat yang dilanda bencana alam. Dengan begitu kami bisa sedekah dengan makanan yang lebih mudah pendistribusiannya," urainya.
Tak hanya ubi, beberapa bulan lalu tomat juga menumpuk di ruang produksi mebel. Tomat yang dibeli juga dibagikan ke masyarakat. Sebagian lagi diolah menjadi saus tomat yang dibanderol Rp 7.500 per 250 gram.
Sementara itu, seorang warga Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, Surip mengaku senang bisa mendapatkan ubi Cilembu secara gratis. Ia datang ke kediaman Rahma untuk mengambil Ubi sudah dua kali.
"Ubi ini akan dimakan bersama dengan keluarga saya," pungkasnya kepada TribunJatim.com.
(*)