Sementara itu iklan vaksin di dark web sendiri mencapai 300% selama 3 bulan terakhir menurut laporan tersebut.
Sementara itu sertifikat vaksin, atau bukti vaksinasi, dibuat dan dicetak untuk pemesanan.
Pembeli memberikan nama dan tanggal mereka ingin sertifikat itu dicetak dan penjual membalas dengan apa yang disebut Check Point sebagai kartu autentikasi.
Produk tiruan itu dijual ke orang-orang yang perlu memesan tiket pesawat, menyeberangi perbatasan, memulai pekerjaan baru atau aktivitas baru yang memerlukan bukti vaksinasi.
Tiruan itu begitu mirip, dilengkapi dengan logo CDC AS, termasuk gambar elang di pojok kanan sertifikat seperti yang asli.
Juru bicara Check Point mengatakan perusahaannya memperkirakan "penjual mampu membuat kartu vaksinasi tiruan sampai ribuan, jika bukan puluhan ribu, berdasarkan permintaan."
Selain itu masih ada penjualan hasil tes negatif Covid-19 untuk 25 Dollar AS yang masih diberi promo "beli dua gratis satu".
Beberapa pakar mengatakan pasar ilegal di sekitar sertifikat vaksinasi dan paspor digital tidak tertahankan.
"Tidak semua memiliki akses ke vaksin, vaksinasi terbilang lambat di banyak negara, dan orang-orang lelah dengan lockdown dan jam malam," ujar Michela Menting, peneliti keamanan siber untuk Lembaga Riset ABI.