Milk Tea Alliance, pergerakan solidaritas demokrasi online yang dibuat oleh warganet dari Hong Kong, Taiwan, Thailand dan Myanmar, kini ditambah dengan para aktivis Papua Barat.
Media dari Selandia Baru itu melaporkan jika Papua Barat mengalami perpecahan dan dikuasai oleh tiran, yaitu Indonesia.
Sementara brutalitas pasukan Min Aung Hlaing dikenal membabi buta secara publik, pembunuhan para demonstran Papua Barat dan pergerakan kemerdekaannya telah dihapus dari sejarah.
Desember 2020, Benny Wenda, tahanan pengasingan politik di Inggris menyebut dirinya kepala pergerakan Papua Barat di bawah OPM.
Bulan yang sama, Kantor HAM PBB menyerukan semua pihak, kelompok separatis Papua Barat dan pasukan keamanan Indonesia, untuk menghentikan ketegangan di wilayah yang telah mencatat kematian para aktivis, pekerja gereja dan pejabat Indonesia.
Sejarah klaim kemerdekaan Papua Barat
Sejarah menjadi alat penipu dalam perang melawan negara dan pengkudeta.
Klaim Indonesia untuk mengendalikan Papua Barat mundur ke era "restorasi" Republik Indonesia pada 1969, sebuah gerakan yang dinamakan "Aksi Pilihan Bebas" (AFC).
Pusat dari kontroversi AFC adalah sistem konsultasi, yang disepakati oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Belanda, yang memutuskan voting "restorasi" Papua Barat akan dilakukan oleh kelompok perwakilan terpilih daripada seluruh populasi Papua Barat.
Komentar