Aksinya ini pun viral di media sosial Instagram.
“Sudah berpuluh-puluh tahun saya mendalang, dan baru kali ini saya merasa terpuruk dan tidak bisa hidup,” ungkapnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (3/4/2021).
Wartoyo mengungkapkan perjalanan karirnya dimulai sejak dirinya lulus dari sekolah menengah atas.
“Awalnya setelah saya lulus SMA kita (tim) menginisasi untuk menggelar pertunjukan di Desa maupun di Kampung,” ujarnya.
Setelah itu ia sampaikan pertunjukan yang ia inisiasi merambat semakin besar dan mulai banyak dikenal orang.
“Yah sekitar tahun 90-an lumayan terus drastis banyak yang ingin menonton pertunjukan tradisional rakyat ini,” ujarnya.
“Sehingga pada tahun awal 2000-an kami sempat naik daun dan banyak disosialisasikan di berbagai kegiatan pemerintah,” kata dia membeberkan.
Ia sampaikan mulai dari rakyat biasa, pengusaha, gubernur, pejabat dan beberapa instansi ternama meminta kepada dirinya untuk melakukan pertunjukan seninya.
“Macam-macam pokonya bahkan dulu di zaman itu (tahun 2000-an) bisa menghasilkan Rp 15-20 juta per pentas," papar dia.
Bahkan sebelum pandemi bersama timnya bisa menggelar pentas pagelaran seni pewayangan sebanyak 15 - 28 kali setiap bulannya.