"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester,
Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet. Saya ga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," kata Melisa.
Melisa pun menyarankan agar RS Siloam memperbaiki pelayanannya.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun.
Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Nursing Development & Clinical Operations Division Head RS Siloam Sriwijaya, Benedikta Betty Bawaningtyas mengatakan anak JT memang rencananya akan pulang.
Menurutnya, perawat emncabut infus sudah sesuai SOP.
“Jadi kemarin (kamis,red) itu rencana anak pasien mau pulang, pada saat mau melepas infus sekitar jam 10 hampir jam 11 siang. Pada saat perawat kami melepas infus sudah dilakukan sesuai SOP menggunakan kapas alkohol kemudian diplester,”ungkap Tata dikutip dari Sripoku.com.
Hanya saja karena terlalu banyak bergerak, plester di tangan anak itu lepas.