Gridhot.ID - Video Lucinta Luna ditarik lumba-lumba mencuri perhatian hingga dikecam banyak pihak.
Lokasi tempatitu diketahui berada di Dolphin Lodge Bali.
Mengutip Tribun Seleb,tindakan Lucinta Luna dianggap mengabaikan upaya penyelamatan satwa yang dilindungi.
Lucintalalu memberikan klarifikasi atas aksinya menaiki lumba-lumbalewatInstastory, Kamis (15/4/2021).
Artis Manohara Odelia menanggapi permintaan maaf Lucinta yang diduga mengesploitasi lumba-lumba.
Manohara mempertanyakan poin-poin penjelasan dalam surat permintaan maaf Lucinta Luna.
"Edukasi sering dipakai sebagai alasan tempat-tempat yang mengeksploitasi hewan liar seperti lumba-lumba, edukasi seperti apa yang mereka berikan?" ujar Manohara di akun Instagram dikutip Kompas.com, Minggu (18/4/2021).
Manohara juga menyinggung aksi memberi makan lumba-lumba jika hewan tersebut mencium pipi pengunjung.
Iamengatakan mencium manusia untuk mendapatkan makan tidak dilakukan lumba-lumba di alam bebas.
"That's not what they do in the wild," kata Manohara.
Menurutnya, kegiatanitu tidak bisa disebut dengan edukasi meski banyak diikuti orang tua yang bertujuan mendidik anak mereka tentang hewan.
"Edukasi yang diterima anak-anak dari tempat seperti itu hanyalah tidak apa-apa untuk mengeksploitasi satwa untuk mendapatkan uang," tutur Manohara dalam bahasa Inggris.
Dalam surat permintaan maafnya, Lucinta mengaku mendapat informasi dari pengelola bahwa tempat itu sudah mendapat izin dari BKSDA setempat.
"Ini juga menjadi sebuah pertanyaan saya. Karena sepengetahuan saya tempat itu sudah sudah disuruh hentikan operasionalnya oleh BKSDA April 2020. Tepat satu tahun," kata Manohara.
Ia menyertakan sebuah foto yang menunjukkan sebuah spanduk bertuliskan "Kegiatan Peragaan Dihentikan dan Dilarang Beroperasi" di sebuah tempat.
"Saya jujur bingung kenapa mereka bisa beroperasional kembali sampai sekarang belum ada kabarnya, aku bakal update lagi ke kalian kalau ada kabar terbaru," ujar Manohara.
Manohara menggarisbawahi penjelasan Lucinta soal kegiatan mulai dari belajar tentang lumba-lumba, memberi makan, informasi jenis kelamin dan sebagainya.
"Sekali lagi, ini bukan belajar, bukan edukasi. Kalau ingin tahu jenis kelaminnya tidak harus ke tempat ekspoitasi hewan ya. Cukup baca buku saja atau searching di Google," kata Manohara.
"Kita belajar di sekolah tentang dinosaurus, apa kita harus berinteraksi langsung dengan dinosaurus? Tentu aja enggak kan, kita bisa belajar hewan tersebut bukan berarti menangkap dan ngandanginnya dan berinteraksi langsung," ujar Manohara menambahkan.
Dari pernyataan Lucinta, ternyata tempat tersebut bukan hanya mengeksploitasi lumba-lumba saja, tetapi juga ikan hiu dan pari.
Manohara merasa bingung, Lucinta menolak untuk ke sirkus tetapi tetap berkunjung ke tempat tersebut.
Padahal, menurut Manohara, tempat pariwisata yang terletak di Bali itu sama saja dengan sirkus, mengeksploitasi hewan.
"Ini mengecewakan, karena ini sama sekali bukan penyelamatan," ucapnya.
Iamenambahkan, jika memang ingin menyelamatkan lumba-lumba terdampar, seharusnya direhabilitasi dan lepaskan kembali, bukan diajarkan beinteraksi dengan turis.
Lebih lanjut,ia menjelaskan perbedaan antara tempat penyelamatan satwa liar dan pariwisata adalah kegiatannya.
"Yang pasti mereka enggak boleh beinteraksi, berenang langsung dengan lumba-lumbanya. Dia juga diberikannya ikan yang hidup, biar dia tahu bagaimana cara menangkap hewan setelah dilepas liarkan kembali," kata Manohara.
"Itu bedanya antara pariwisata dan tempat rescue hewan, tujuan mereka bukan mendapat uang dari turis, tapi untuk merehabilitasi hewan supaya bisa dilepas liarkan kembali," pungkasnya.
Iaberharap menjelasannya dapat dimengerti orang-orang yang belum paham perbedaan antara tempat penyelamatan satwa liar dengan pariwisata yang berkedok edukasi.
(*)