Gridhot.ID - Mudik memang kini dilarang oleh pemerintah untuk menahan penyebaran virus corona.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, 159 travel ilegal yang nekat gotong pemudik bahkan sudah ditahan oleh Kabaharkam Polri, Komjen Arief Sulistyanto.
Kabaharkam Polri memang begitu giat menegakkan larangan mudik Lebaran 2021.
159 kendaraan travel yang terjerat itu sudah ditahan sementara oleh Korlantas Polri di seluruh jajaran.
Menurut Komjen Arief Sulistyanto, 159 unit travel itu tidak mempunyai izin operasi.
Lebih lanjut, ia mengharapkan tidak ada lagi travel gelap yang ditindak aparat kepolisian.
Jika masih nekat beroperasi, kendaraan travel gelap nantinya akan ditahan oleh kepolisian.
Penahanan itu, kata dia, dapat memberikan efek jera bagi pelaku bisnis ilegal untuk tidak beroperasi dan mencoba meloloskan pemudik ke kampung halamannya.
"Yang ingin kami pesankan kepada masyarakat adalah kesadaran untuk tidak mudik, karena untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri," jelasnya.
Atas dasar itu, Arief mengingatkan masyarakat yang memakai jasa travel gelap akan dirugikan.
Pasalnya, tidak ada jaminan moda transportasi itu dapat mengantar pemudik ke tempat tujuan.
"Sehingga yang lebih baik untuk dilakukan adalah berdiam diri saja di rumah. Jangan menggunakan sarana transportasi travel yang tidak resmi," pungkasnya.
Lalu, siapa sebenarnya Komjen Arief Sulistyanto?
Dikutip Gridhot dari Surya, berikut profil dan biodatanya:
1. Putra Nganjuk
Komjen Arief Sulistyanto lahir di Nganjuk, Jawa Timur pada 24 Maret 1965.
Dia lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1987 sekaligus teman satu angkatan Mendagri Tito Karnavian.
Dia mengawali kariernya di provinsi kelahirannya.
Arief mengemban tugas kepolisiannya di Jawa Timur sejak 1987 hingga 1993.
Arief pernah menjabat sebagai Kasat Serse di Polres Malang, Polres Sidoarjo, dan Polres Pasuruan.
2. Karir Moncer
Pada 1995, Arief memulai karier kepolisiannya di Ibukota.
Kariernya bermula saat ditarik menjadi Kapolsek Kota Bekasi dan Kapolsek Metro Pasar Minggu.
Kemudian, Arief ditugaskan ke Riau pada 2003 untuk menjadi Kapolres Indragiri Hilir dan Kapolres Tanjung.
Pada 2006, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri dan ditugaskan di Bareskrim Polri.
Kariernya semakin cemerlang selama menjadi penyidik Bareskrim.
Empat tahun menjadi Dirtipieksus Bareskrim Polri, Arief ditunjuk menjadi Kapolda Kalimantan Barat.
3. Jebloskan 2 perwira ke penjara
Selama bertugas di Kalimantan Barat, Arief pernah menjebloskan dua perwira polisi ke penjara.
Pertama adalah AKBP Eddy Triswoyo, mantan Kabid Telekomunikasi dan Informasi Polda Kalbar karena melakukan mark-up anggaran telekomunikasi Polda Kalbar 2011 – 2014.
Yang kedua adalah AKBP Idha Endri Prastiono yang diduga berkerja sama dengan bandar narkoba asal Malaysia.
Selama bertugas di Kalimantan Barat, Arief juga memperkenalkan salam zero yang sempat menjadi sorotan nasional.
Salam itu dia maksudkan untuk menegaskan zero tolerance terhadap berbagai bentuk pelanggaran, penyimpangan, pungutan liar, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Setelah bertugas di Kalimantan Barat, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri.
Dia sempat menjadi Staf Ahli Kapolri sebelum diangkat menjadi Asisten SDM Kapolri pada 2017.
Saat diamanahkan menjadi Asisten SDM Kapolri, Arief terus membenahi proses penerimaan anggota Polri.
Salah satunya terobosan yang dia lakukan adalah proses rekrutmen menjadi lebih terbuka.
Orang tua calon anggota Polri kini bisa melihat secara langsung proses penerimaan.
Kemudian, Arief bertugas sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri sejak 22 Januari 2019 hingga pada Kamis (18/2/2021) hari ini ditunjuk sebagai Kabaharkam Polri.
Nama Arief juga pernah diajukan Kompolnas ke Presiden Joko Widodo sebagai salah satu calon Kapolri periode 2021-2024.
Sosoknya Arief dikenal publik setelah menjadi penyidik beberapa kasus besar yang menjadi sorotan publik.
Salah satunya, Arief pernah menjadi anggota tim khusus penyidikan pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Arief juga ikut menangani kasus pembobolan Citibank yang melibatkan Melinda Dee.
4. Kabaharkam Polri
Kapolri menunjuk Arief Sulistyanto menjadi Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.
Keputusan mutasi ini berdasarkan Surat Telegram nomor ST/318/II/KEP/2021 tertanggal 18 Februari 2021.
Kemudian, jabatan Kalemdiklat yang ditinggalkan Arief digantikan oleh Komjen Rycko Amelza Dahniel yang sebelumnya menjabat Kabaintelkam.
5. Harta Kekayaan
Dalam LHKPN-nya per 9 Maret 2020, Arief Sulistyanto memiliki harta kekayaan sebesar Rp 14.431.347.591.
Adapun rincian asetnya, Arief Sulistyanto memiliki 13 bidang tanah dan bangunan dengan nilai Rp 7.036.244.000.
Aset tanah ini berada di sejumlah daerah seperti Batam, Karanganyar, Cianjur, Bekasi, Jakarta Timur, Pekanbaru, dan Jakarta Selatan.
Mantan Kapolda Kalbar ini juga mempunyai empat unit mobil dengan total nilai Rp 1.270.000.000.
Koleksi mobil paling mahal milik Arief Sulistyanto adalah Toyota Alphard yang nilainya Rp 800 juta.
Dua aset lain milik Arief Sulistyanto adalah harta bergerak lainnya serta kas dan setara kas.
Nilainya, masing-masing adalah harta bergerak lainnya Rp 2.256.000.000 lalu kas dan setara kas Rp 3.869.103.591.
(*)