Berdasarkan keterangan sejumlah rekan kerjanya, lanjut Mustakim, ayah korban merupakan karyawan teladan dengan datang lebih awal dan pulang pada waktunya.
"Kalau istrinya atau ibu korban, sehari-hari menjahit.
Dados (jadi) semuanya kaget, mboten nyongko kejadian itu (tidak menyangka kejadian itu)," tuturnya.
Selama ini, terang Mustakim, warga tidak melihat atau mendengar hal-hal yang berbeda dari kebiasaan keluarga Marsidi.
Bahkan, tetangga terdekatnya pun tidak mendapati gelagat aneh pada keluarga Marsidi.
Begitupun tidak mencium bau mayat atau bau menyengat semacamnya sehari-hari.
Mustakim memastikan bahwa ia tidak terlalu mengenal siapa dukun dan asistennya.
Menurutnya, kedua orang yang ikut ditetapkan sebagai tersangka itu tidak dikenal sebagai dukun atau ahli spiritual.
Melainkan seorang karyawan swasta yang tinggal di dusun lainnya di Desa Bejen.
"Ya setelah kejadian itu, suasana di sekitar masih baik-baik saja.