Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kematiannya Sisakan Tanda Tanya Besar, Ternyata Begini Sosok Aisyah Bocah Temanggung di Mata Tetangga, Nyaris Tanpa Cacat Berbanding Terbalik dengan Keterangan Sang Dukun

Desy Kurniasari - Jumat, 21 Mei 2021 | 11:42
kasus meninggalnya Aisyah (7) warga Dusun Paponan Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung kini masih meninggalkan tanda tanya
istimewa

kasus meninggalnya Aisyah (7) warga Dusun Paponan Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung kini masih meninggalkan tanda tanya

GridHot.ID - Baru-baru ini masyarakat Tanah Air dihebohkan dengan kasus meninggalnya seorang bocah perempuan bernama Aisyah asal Temanggung, Jawa Tengah.

Melansir Serambinews.com, bocah malang tersebut diduga dibunuh oleh orang tuanya karena dianggap nakal.

Ia dirukiah lalu ditenggelamkan dalam bak mandi hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Viral Kasus Bocah di Temanggung Dibunuh Dukun Diduga Kerasukan Genderuwo, Peneliti Bongkar Tak Pernah Ada Kisah Genderuwo Merasuk Tubuh Anak-anak, Begini Wujud Sang Makhluk Gaib Menurut Penelitiannya

Parahnya lagi, jasadnya di letakkan di dalam kamar selama 4 bulan lamanya, dan disebut sebagai langkah perawatan.

Dilansir dari TribunJateng.com, kasus meninggalnya Aisyah (7) warga Dusun Paponan Desa Bejen Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung kini masih meninggalkan tanda tanya.

Meski jajaran Satreskrim Polres Temanggung telah menetapkan 4 tersangka tindak kekerasan hingga mengakibatkan nyawa anak menghilang, sejumlah warga mengaku masih shock dan menerka-nerka bagaimana orangtua Aisyah, Marsidi (43) dan Suwartinah (39) tega menganiaya anaknya hingga meninggal lantaran saran dukun Hariyono (56) dan asistennya Budiyono (43).

Baca Juga: Mayatnya Ditemukan kaku Seperti Mumi, Balita di Temanggung Dibunuh Ayah Ibunya karena Diduga Kerasukan Genderuwo, Berikut Kronologinya

Seorang warga, Naryo mengatakan, Marsidi dan Suwartinah dikenal sebagai tetangga yang baik.

Bersama dua putrinya, keluarga Marsidi hidup bertetangga dengan baik nyaris tanpa cacat.

Bahkan, atas didikan orangtuanya, sang anak dikenal sebagai anak yang cerdas, mudah bergaul, dan aktif.

Ia pun mengaku sempat kaget saat kejadian meninggalnya Aisyah terkuak setelah tertutup rapat kurang lebih 4 bulan.

"Aisyah itu anaknya pintar, gak nakal, aktif mudah bergaul. Rajin juga ngaji.

Baca Juga: Nahas, Wanita Ini Meregang Nyawa Tamengi Suami dari Pembunuh Ketika Pimpin Shalat Subuh, Polisi Bongkar Fakta Sang Pelaku Pembacokan

Saya tahunya dia di rumah mbahnya Congkrang karena lama gak kelihatan sepedaan.

Ya gak ada curiga sama sekali," ujarnya kepada tribunjateng.com, Rabu (19/5/2021) malam di rumahnya.

Sementara ketua RT 2 RW 3 Dusun Paponan, Mustakim mengatakan, korban setahunya tidak nakal, sebagaimana yang disangkakan keterangan tersangka dukun.

Baca Juga: Temukan Cabai Rawit Dicat Merah di Pasar, Polisi Langsung Turun Tangan Usut Para Pedagang, Temanggung Diduga Jadi Tempat Asal-Usulnya

Korban Aisyah justru dikenal sebagai anak yang ramah dan rajin mengaji.

Menurutnya, korban juga tidak pernah bertindak kekerasan terhadap teman-temannya, sehingga mempunyai banyak teman.

Selain itu, Mustakim menilai bahwa orangtua korban dikenal sebagai keluarga yang mudah seserawung dengan para tetangga.

Keduanya juga dikenal baik banyak orang, sering ikut dalam kegiatan warga termasuk jamaah salat di musala, tahlil bersama, dan kegiatan sosial RT setempat.

Aparat Polres Temanggung mengevakuasi mayat korban A (7) diduga korban pembunuhan orangtuanya di Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, pada Minggu (16/5/2021) malam.(Dok Humas Polres Temanggung)
Kompas.com/Istimewa

Aparat Polres Temanggung mengevakuasi mayat korban A (7) diduga korban pembunuhan orangtuanya di Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, pada Minggu (16/5/2021) malam.(Dok Humas Polres Temanggung)

Sang ayah korban, Marsidi juga dikenal sebagai pekerja yang ulet.

Baca Juga: Jelas-jelas Kirim Sate Racun ke Tomi Polisi, Nani Disebut Praktisi Hukum Tidak Lakukan Pembunuhan Berencana Meski Tewaskan Anak Driver Ojol, Kok Bisa? Ini Alasannya

Berdasarkan keterangan sejumlah rekan kerjanya, lanjut Mustakim, ayah korban merupakan karyawan teladan dengan datang lebih awal dan pulang pada waktunya.

"Kalau istrinya atau ibu korban, sehari-hari menjahit.

Dados (jadi) semuanya kaget, mboten nyongko kejadian itu (tidak menyangka kejadian itu)," tuturnya.

Baca Juga: Tinggalkan Nama Lidya Pratiwi Setelah Dipenjara di Usia 19 Tahun, Maria Eleanor Jalani Hidup Baru, Intip Potret Terkini Sang Artis yang Tak Menua

Selama ini, terang Mustakim, warga tidak melihat atau mendengar hal-hal yang berbeda dari kebiasaan keluarga Marsidi.

Bahkan, tetangga terdekatnya pun tidak mendapati gelagat aneh pada keluarga Marsidi.

Begitupun tidak mencium bau mayat atau bau menyengat semacamnya sehari-hari.

Mustakim memastikan bahwa ia tidak terlalu mengenal siapa dukun dan asistennya.

Menurutnya, kedua orang yang ikut ditetapkan sebagai tersangka itu tidak dikenal sebagai dukun atau ahli spiritual.

Baca Juga: Ironis, Sempat Tidur dengan Mayat Istri Selama 3 Hari, Ini Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Wanita Hamil Lima Bulan yang Ditemukan Tewas Membusuk Tergulung Kasur

Melainkan seorang karyawan swasta yang tinggal di dusun lainnya di Desa Bejen.

"Ya setelah kejadian itu, suasana di sekitar masih baik-baik saja.

Kakak korban saat ini dibawa keluarga kakeknya di Congkrang.

Baca Juga: Tergoda Pesona Berondong, Istri di Bantul Nekat Ajak Selingkuhan Habisi Nyawa Suami Saat di Ranjang, Begini Skenario Busuknya Cabut Nyawa Bos Wajan

Cuma, kalau malam hari biasanya habis Maghrib Isya masih ramai, tapi saat ini warga memilih di rumah, agak sepi dari biasanya.

Untuk tahlilan mendoakan korban tetap kita laksanakan sampai 7 hari bertempat di rumah saudara Marsidi," tuturnya.(*)

Source :Tribunjateng.comSerambinews.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x