Dengan kebijakan investasi ini menurut Luhut Binsar Pandjaitan pemerintah menargetkan pada 2023 dan 2024 Indonesia akan punya industri yang bisa memproduksi baterai litium berikut dengan riset center untuk membuat dan mengembangkan teknologi ini.
"Dikiranya saya memberikan kesempatan TKA (tenaga kerja asing) masuk. Saya tidak sebodoh itu, Saya pasti sudah menghitung, saya tidak mungkin nanti (generasi penerus) menilai pimpinan pecundang (karena membiarkan tenaga kerja asing masuk)," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu sebagai pensiunan prajurit Luhut Binsar Pandjaitan tidak ingin mengkhianati prajurit saya yang sudah mengorbankan diri untuk negara dengan membuka Indonesia bagi tenaga kerja asing (TKA).
Luhut Binsar Pandjaitan menilai saat ini banyak orang tidak memahami kebijakan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terutama soal tenaga kerja asing .
Menurut Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya Indonesia kurang dalam menyiapkan mahasiswa dan SDM berkualitas sehingga masih menggunakan tenaga kerja asing.
Karena itu untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah membuat kebijakan bahwa setiap industri wajibkan untuk mendirikan politeknik agar bisa mencetak sumberdaya manusia yang mereka butuhkan.
Seperti hilirisasi mineral di Morowali dan Weda Bay juga Pulau Bintan, pendirian politeknik merupakan bagian dari transfer teknologi (dari investor asing) untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja asing. "Mengapa sekarang ini perlu tenaga kerja asing? Karena kita tidak punya SDMnya," tandas Luhut.
Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, sekarang pemerintah telah mengambil tenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) agar bekerjasama dengan industri di lokasi pembangunan smelter yang di pandu oleh Kementerian Perindustrian agar bisa menyiapkan SDM guna menggantikan tenaga kerja asing.
Source | : | Kontan.co.id,Kemnaker.go.id |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar