GridHot.ID - Legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido, meninggal dunia pada Senin (14/6/2021) malam.
Saat itu, melansir Kompas.com, Markis Kido sedang bermain bulu tangkis bersama rekan-rekannya termasuk Candra Wijaya, di GOR Petrolin Tangerang.
Candra Wijaya mengatakan Markis Kido terjatuh di lapangan sekitar pukul 18.30 WIB.
Markis Kido lantas dibawa ke Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Serpong Utara, Tangerang Selatan.
Ia tibadi Rumah Sakit Omni Alam Sutera sekitar pukul 19.17 WIB.
Pihak Rumah Sakit Omni Alam Sutera mengklaim bahwa Markis Kido sudah dalam keadaan henti napas dan henti jantung ketika tiba.
Selanjutnya, melansir TribunnewsBogor.com, jenazah Markis Kido dimakamkan di TPU Kebon Nanas Jakarta Timur, Selasa (15/6/2021)sekira pukul 10.00 WIB.
Tampak para atlet bulu tangkis Indonesia, seperti Tontowi Ahmad, dan Agripina Prima Rahmanto turut hadir di pemakaman.
Bacaan tahlil terdengar mengiringi prosesi jenazah Markis Kido ketika angkut keranda menuju tempat pemakaman.
Tangisan pun makin pecah saat jenazah peraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing itu dimasukan ke liang lahat, terutama dari istri dan ibunda Markis Kido.
Sambil merangkul 2 anaknya, istri Markis Kido, Richa Sari Pawestri nampak berkaca-kaca.
Sementara itu, ibunda Markis Kido yang duduk di kursi depan makam tampak lunglai melihat jenazah mantan pebulutangkis ranking satu dunia itu dimasukkan ke liang kubur.
Seusai tabur bunga, ibunda dan istri Markis Kido langsung menangis memeluk kakak almarhum.
Beberapa perwakilan keluarga, menyampaikan beberapa patah kata untuk melepas Markis Kido.
"Terima kasih atas kesediaan bapak ibu mengantarkan adik kami, saudara kami, kawan kami, dan panutan kami Markis Kido. Mudah-mudahan Markis Kido bisa tenang di alam yang diimpikannya," kata salah satu perwakilan keluarga usai prosesi pemakaman.
"Bagi keluarga yang ditinggalkan, keluarga besarnya bisa ikhlas. Inilah yang terbaik buat Markis Kido, semoga bisa beristirahat dengan tenang," sambungnya.
Sementara itu, bunda Markis Kido, Zul Asteria mulai tampak tegar melepas kepergian putranya.
Sambil terbata-bata, ibunda Markis Kido menyebut almarhum ingin dimakamkan satu liang dengan ayahnya, Djumharbey Anwar yang telah berpulang pada 2008 silam.
Tak hanya itu, Markis Kido pun menyebut ingin meninggal dunia di lapangan bulu tangkis.
Hal itu karena olahraga itulah yang membuatnya banyak menuai prestasi.
"Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan kali ya. Tadi saya cuma bisa berdoa semoga masih bisa selamat," kata Zul.
(*)