Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kagum dengan Obat Generik di Indonesia, Dokter Ternama Asal Jepang Sampai Tiru Cara Promosinya Agar Masyarakatnya Tak Gengsi dengan Obat Murah: Saya Sangat Berterima Kasih!

Angriawan Cahyo Pawenang - Kamis, 17 Juni 2021 | 16:42
Profersor Masaki Muto
Arsip Tribunnews

Profersor Masaki Muto

"Selain itu juga citra yang buruk, obat murah kualitas juga jelek. Citra buruk itu di Jepang yang membuat orang enggan memakai obat generik. Tetapi kini setelah saya kampanyekan obat generik, setelah terbuka mata saya melihat Indonesia, akhirnya tingkat penggunaan obat generik di Jepang saat ini mencapai sekitar 80%."

Kementerian kesehatan Jepang juga akhirnya ikut mempromosikan penggunaan obat generik di Jepang.

Baca Juga: Resmi Menjanda, Larissa Chou Semringah: Harus Lebih Kerja Keras

"Namun karena tahun ini ada dua kasus di mana sebuah obat generik tercampur dengan materi lain yang salah, membuat kasus cukup besar dan kekagetan di masyarakat muncul lagi, citra obat generik tertahan lagi," jelasnya lagi.

Profesor Muto selama dua tahun (1986-1988) juga pernah bekerja di Brooklyn New York Amerika Serikat, mempelajari mengenai dokter keluarga yang belum terkenal di Jepang saat itu.

"Dalam masa ini Jepang yang sudah menjadi negara tua, banyak sekali lansia, menurut saya sangat butuh dokter keluarga yang bisa menaungi, merawat para lansia dengan baik. Kementerian kesehatan pun mendukung hal tersebut."

Meskipun demikian sistim dokter keluarga tidak populer saat ini di kalangan anak muda Jepang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Negara Lain Masih Terus Melonjak Tinggi, Wuhan Pamer Gelar Wisuda Massal Tanpa Jarak Sosial dan Masker, Intip Potret Bahagia Para Lulusan

Dalam setahun mungkin tidak lebih dari 100 dokter muda Jepang yang melakukan spesialisasi mengenai dokter keluarga, tambahnya.

Mengapa demikian?

"Karena memang berat menjadi dokter keluarga, sekaligus merawat pasien lansia yang mungkin akan minta bantuan sana sini di luar soal kesehatannya. Perawatan yang berat sehingga banyak dokter muda males mendalami spesialisasi dokter keluarga. Di samping itu juga mungkin dianggap tak menguntungkan. Kerja lebih berat tapi uang jasa yang diterimanya sama, makanya tak terkenal di kalangan dokter muda."

Profesor Mutro masih ingat dengan nasi goreng, sate serta berbagai makanan Indonesia yang sangat disukainya. Ayahnya juga dulu sebagai tentara dalam perang dunia kedua.

Source : wikipedia Surya

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x