3. Berani pinjam uang ke bank
Bisnis Harsono perlahan mulai terkenal, dia pun ingin memperluas pasarnya.
Dengan modal keberanian dan keyakinan, dia memberanikan diri untuk meminjam uang modal ke perbankan Rp15 juta.
Uang Rp15 juta itu dia manfaatkan untuk menambah 5 rombong jualan cilok.
Kini, dari hasil lima rombong itu, dia memiliki 10 rombong cilok.
4. Tingkatkan mutu hadapi persaingan
Ketika ciloknya semakin terkenal dan laris, Harsono bertekad untuk meningkatkan cita rasa cilok.
Dia tidak ingin kualitas jualannya menurun.
Oleh karenanya, sang istri, Siti Fatimah ditugaskan untuk terus mengawasi kualitas cilok agar tidak berubah, mulai ukuran, rasa dan lainnya.
5. Investasi di bidang lain
Hasil dari berjualan Cilok Edy digunakannya dengan sebaik-baiknya.
Alih-alih membeli barang yang bersifat konsumtif, Harsono mengalokasikannya untuk investasi di bidang lain.
Dia pun membeli belasan rumah dan kamar kos untuk dikontrakkan. Ia juga membeli 3 apartemen hingga sawah.
Tentu dia tak menggunakan semua uangnya.
Tapi memilih meminjam uang secara kredit ke bank dan cicilannya dibayar dari hasil berjualan cilok.(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjateng.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar