Tedros meminta Pfizer dan Moderna, "Berusaha keras untuk memasok COVAX, Tim Tugas Akuisisi Vaksin Afrika dan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan cakupan yang sangat sedikit," mengacu pada inisiatif yang didukung oleh PBB untuk mendistribusikan vaksin secara global.
Setelah penurunan jumlah kasus selama 10 minggu untuk kematian global akibat virus corona, Tedros mengatakan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal setiap hari mulai meningkat lagi dan varian delta yang sangat menular itu mendorong gelombang kasus yang membawa bencana.
Baik Pfizer dan Moderna sepakat untuk memasok sejumlah kecil vaksin mereka ke COVAX, sementara sebagian besar dosis mereka telah dipesan oleh negara-negara kaya.
Upaya yang didukung oleh PBB tersendat dalam beberapa bulan terakhir, dengan hampir 60 negara miskin terhenti dalam upaya vaksinasi mereka sementara pemasok vaksin terbesar mereka tidak dapat membagikan dosis apa pun hingga akhir tahun.
Pfizer bertemu dengan pejabat tinggi AS pada Senin (12/07/2021) waktu Amerika Serikat, untuk membahas permintan mereka mendapat otorisasi federal untuk dosis booster ketiga.
Pekan lalu, perusahaan pembuat vaksin yaitu Pfizer mengatakan dosis ketiga dapat secara dramatis meningkatkan kekebalan dan mungkin membantu menangkal varian yang mengkhawatirkan.
Inggris juga sedang mempertimbangkan kemungkinan rencana vaksinasi booster di musim gugur, yang kemungkinan akan menargetkan mereka yang berusia di atas 50 tahun dan yang paling rentan.
Tetapi para ahli top WHO membantah perlunya booster pada orang yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19 secara lengkap.
"Pada titik ini… tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa suntikan booster benar-benar dibutuhkan," kata Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.
Swaminathan mengatakan WHO akan membuat rekomendasi tentang dosis booster jika diperlukan, tetapi saran seperti itu harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan vaksin sekarang harus diberikan sebagai dosis booster.