Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kota Terbesar di Vietnam Ini Mendadak Berubah Bagaikan Daerah Berhantu, Pita Merah Putih Bergaris Menghiasi Seluruh Jalanan, Begini Cerita di Baliknya

Desy Kurniasari - Selasa, 20 Juli 2021 | 15:13
suasana di jalanan Kota Ho Chi Minh berubah tegang dan cemas
Reuters via Kontan.co.id

suasana di jalanan Kota Ho Chi Minh berubah tegang dan cemas

GridHot.ID - Pandemi virus corona di sejumlah negara masih belum bisa teratasi.

Tak terkecuali di negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam.

Melansir Kompas.com, kota terbesar di Vietnam, Ho Chi Minh City, fasilitas kesehatannya di ambang kolaps akibat wabah Covid-19 yang memburuk.

Baca Juga: Sabar, Daftar Tunggu Haji Disebut Bisa Sampai 30 Tahun Gara-gara Covid-19 Masih Mengganas

"Ho Chi Minh City dan wilayah ekonomi utama di selatan mengalami epidemi yang sangat rumit," kata Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chink dalam pertemuan darurat online pada Kamis (15/7/2021) dikutip dari Nikkei Asia.

Pertemuan itu diadakan ketika Covid-19 di Vietnam mengalami lonjakan kasus baru sebanyak 3.379 secara nasional pada Kamis.

Dilansir dari Kontan.co.id, sudah sebulan lamanya, Linh Ho, seorang ibu dari dua anak dan seorang penjual sayur di distrik China Kota Ho Chi Minh, mengalami penurunan pendapatan yang tajam.

Baca Juga: Tetap Bisa Dijalankan Sesuai Syariat, Wapres Ma'ruf Amin Jelaskan Soal Tata Cara Idul Adha di Masa PPKM Darurat

"Sejak awal wabah, saya harus bersembunyi untuk menjual produk saya. Ada sedikit peluang untuk menjual karena pelanggan tetap saya tidak dapat menemukan saya," kata ibu berusia 56 tahun itu kepada The Straits Times di kios daruratnya.

Asal tahu saja, ibu kota Vietnam itu telah menutup kegiatan bisnis dan sosial sejak awal Juli, setelah mencatatkan ribuan kasus Covid-19. Sekarang, kota ini menyumbang sebagian besar kasus corona di negara tersebut.

Setelah penutupan pasar basah, termasuk dua pasar grosir yang biasanya menyediakan makanan bagi kota, penduduk hanya dapat berbelanja di jaringan supermarket yang ditunjuk. Desas-desus tentang kekurangan bahan pasokan telah menyebabkan antrean panjang untuk bahan makanan, di mana banyak warga yang harus mengantre selama berjam-jam.

Ketika ditanya mengapa dia mengambil risiko melanggar hukum dengan terus berdagang, Linh berkata: "Saya tidak melakukan kesalahan. Saya tidak mencuri atau merampok siapa pun. Keluarga saya telah menjual sayuran selama 40 tahun. Saya tidak punya pilihan lain selain meneruskan kegiatan ini."

Source :Kompas.comKontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x