Setelah penutupan pasar basah, termasuk dua pasar grosir yang biasanya menyediakan makanan bagi kota, penduduk hanya dapat berbelanja di jaringan supermarket yang ditunjuk. Desas-desus tentang kekurangan bahan pasokan telah menyebabkan antrean panjang untuk bahan makanan, di mana banyak warga yang harus mengantre selama berjam-jam.
Ketika ditanya mengapa dia mengambil risiko melanggar hukum dengan terus berdagang, Linh berkata: "Saya tidak melakukan kesalahan. Saya tidak mencuri atau merampok siapa pun. Keluarga saya telah menjual sayuran selama 40 tahun. Saya tidak punya pilihan lain selain meneruskan kegiatan ini."
Melansir The Straits Times, Vietnam umumnya berhasil menjaga kasus virus corona relatif rendah sejak pandemi dimulai, dengan kontrol perbatasan yang ketat, pengujian massal, dan penguncian yang ditargetkan. Namun, klaster baru telah muncul dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran.
Pada bulan Mei, pihak berwenang memberlakukan penguncian setelah kasus Covid-19 terdeteksi di kota industri utara Bac Ninh dan Bac Giang. Langkah-langkah jarak sosial juga diperkenalkan di ibukota utara Hanoi di dekatnya.
Perkembangan virus yang stabil menuju provinsi lain, dan terutama ke Kota Ho Chi Minh, mendorong pemerintah untuk menerapkan Arahan 16, yang mulai berlaku pada 7 Juli.
Pada Minggu (18/7/2021), Kota Ho Chi Minh menyumbang sebagian besar infeksi di negara itu, dengan 31.000 kasus dari total 49.000 kasus secara nasional.
Selama dua minggu terakhir, suasana di jalanan Kota Ho Chi Minh berubah tegang dan cemas. Pita merah-putih bergaris menghiasi kota, menandai ruang publik yang terlarang, serta area karantina.
Kebijakan untuk mengekang penyebaran virus membuat penduduk gelisah, karena seluruh area dapat tiba-tiba dikunci selama beberapa minggu jika satu infeksi terdeteksi.
Hanya warga yang paling rentan memberanikan diri muncul di jalan-jalan sepi, putus asa untuk mencari nafkah.(*)
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar