Di masa pandemi seperti ini, warungnya kerap sepi pembeli karena banyaknya penyekatan sehingga mengurangi warga yang berlalu lalang di Kecamatan Garut Kota.
Yadi menjelaskan, ia sudah mengumpulkan uang tersebut sejak satu tahun yang lalu untuk bisa berqurban di tahun ini.
"Uang tabungan itu saya selipkan di suatu tempat, pas saya buka ternyata rusak dimakan rayap terpaksa gagal kurban tahun ini, mungkin tahun depan semoga ada kesempatan," ucapnya.
Padahal menurutnya, ia sudah diajak untuk berqurban secara kolektif dengan membeli seekor sapi bersama keluarganya, namun ia menolak karena ingin berqurban sendiri dengan membeli seekor domba.
"Uang yang terkumpul untuk domba itu Rp 2,9 juta. Andai dulu saya ikut menabung bersama saudara mungkin hari ini bisa kurban sapi bersama," ungkap Yadi.
Yadi hanya bisa bersabar menghadapi musibah ini, ia meyakini bahwa peristiwa ini sudah kehendak yang maha kuasa dan ia pun hanya bisa pasrah dengan keadaan.
"Masih beruntung yang hancur itu adalah uang, bukan kesehatan, alhmdulillah saya masih bisa bersyukur hari ini bisa diberi kesehatan sama Allah, meskipun saya tidak punya banyak harta," ungkapnya.(*)
Source | : | Tribunnews.com,TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar