"Saya mengambil peti mati tersebut sendiri secara spontan, la wong yo keburu dipake, selagi kita mampu kenapa nyuruh orang," kata Sukadi kepada TribunSolo.com, Rabu (28/7/2021).
Awal mula, Sukadi harus mengambil peti mati sejauh 15 km ini adalah saat ada warganya yang meninggal dunia pada Minggu (19/7/2021) pagi. Saat itu stok peti yang tersisa tinggal 1.
Setelah selang satu jam kemudian, dia mendapat kabar warganya ada yang meninggal lagi.
"Saya minta warga cari peti tak dapat, akhirnya saya beli di langganan saya dan spontan saya sendiri yang ambil," terangnya.
Dia mengatakan dirinya mengambil peti mati tersebut di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten atau 15 kilometer dari lokasi Desa Birit, Wedi, Kabupaten Klaten.
Peti tersebut dia bawa menggunakan motor dinasnya.
Hal ini dia lakukan lantaran dahulu warga juga membantu dirinya sampai bisa menjabat sebagai kepala desa.
Setelah dia membawa peti tersebut, proses pemakaman warga yang meninggal tersebut bisa diteruskan.
Source | : | TribunSolo.com,Tribunjateng.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar