"AS dan Korea Selatan akan menghadapi ancaman keamanan yang lebih serius dengan mengabaikan peringatan berulang kami untuk melanjutkan latihan perang yang berbahaya," ungkap adik Kim Jong Un.
Dia menuduh Korea Selatan melakukan manuver yang berbahaya karena melanjutkan latihan tak lama setelah hotline antara Pyongyang dan Seoul dihubungkan kembali dalam upaya untuk meredakan ketegangan.
Sebagai respons, Korea Utara dikabarkan akan menggagalkan upaya Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk membuka kembali kantor penghubung.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin (9/8/2021) bahwa waktu, skala, dan formasi latihan belum dipastikan. Pasukan AS yang berbasis di Korea juga belum memberikan komentar.
Dalam beberapa tahun terakhir skala latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan telah diperkecil demi melunakkan hati Korea Utara agar mau melanjutkan pembicaraan denuklirisasi.
Korea Utara merasa tindakan militer AS serta berbagai upaya diplomasinya hanyalah kedok untuk melakukan agresi di semenanjung Korea.
"Korea Utara akan meningkatkan upaya pencegahan mutlak, termasuk kemampuan serangan pre-emptive yang kuat, untuk melawan ancaman militer AS yang terus meningkat," lanjut Yo Jong.
Dia juga menegaskan bahwa saat ini sangat penting bagi Korea Utara untuk membangun kekuatan untuk menahan ancaman eksternal dengan kuat.(*)