"Jika kita ingin ada perdamaian di Asia Tengah, kita perlu berbicara dengan Taliban," kata Nikolai Bordyuzha, mantan sekretaris jenderal Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Moskwa.
Taliban telah bergerak meyakinkan para negara tetangganya di utara bahwa tidak ada rencana untuk mereka, meski beberapa negara Asia Tengah memberi dukungan logistik untuk Amerika Serikat (AS) di Perang Afghanistan.
Duta Besar Rusia di Afghanistan, Dmitry Zhirnov, menyebut bahwa Taliban juga memberikan jaminan kepada Moskwa.
Dia mengatakan, Rusia ingin Afghanistan memiliki hubungan damai dengan semua negara di dunia, dan Taliban menjanjikan mereka hal itu.
Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia menyarankan untuk tidak terburu-buru menjalin hubungan dekat dengan Taliban, dan berkata akan memantau perilaku kelompok itu sebelum memutuskan pengakuan.
Ketika Taliban kuasai Afghanistan musim panas ini, Rusia mengadakan latihan perang dengan sekutunya, Uzbekistan dan Tajikistan, di perbatasan Afghanistan.
Pakar Asia Tengah, Arkady Dubnov, berpendapat bahwa Moskwa sekarang akan berupaya memperkuat kehadiran militernya di wilayah tersebut.
"Untuk tingkat yang berbeda, negara-negara ini akan diwajibkan untuk menerima bantuan Moskwa, tetapi tidak ada yang mau menukar kedaulatan mereka dengan keamanannya," katanya.
Dia menekankan bahwa tiga negara tetangga Afghanistan di Asia Tengah yakni Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan, memiliki pendekatan yang berbeda terhadap konflik.
Uzbekistan dan Turkmenistan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan Taliban dan kemungkinan akan mengakui kekuasaan milisi itu, sementara Tajikistan tidak berurusan dengannya.