Diwartakan New York Post Jumat (27/8/2021), untuk beberapa kasus milisi yang menguasai Afghanistan sejak 15 Agustus itu membiarkannya.
"Tetapi saya tidak bisa memberi tahu kalian kalau ada daftar nama. Mungkin ada, tetapi saya tak tahu jelasnya," ucap Biden.
Presiden berusia 78 tahun itu berkilah situasinya seperti ada rombongan datang, dan milisi membiarkannya setelah melihat daftarnya.
Pengakuan tersebut terjadi beberapa hari setelah milisi membentuk eksekutor, yang mendatangi rumah ke rumah. Mereka memburu individu yang dianggap sebagai kolaborator Barat.
Puluhan ribu orang yang membantu mereka pun terancam bahaya.
Politico melaporkan, kesalahan besar yang dibuat Gedung Putih terjadi ketika pertemuan rahasia digelar awal pekan ini.
Sumber itu menuturkan, rapat tertutup tersebut berlangsung panas karena pejabat yang menyerahkan "daftar buruan" itu membela dirinya.
Menurut si pejabat, daftar itu satu-satunya upaya mereka untuk mencegah bentrokan antara pasukan AS dan Taliban di bandara.
Pemerintahan Biden menggantungkan keberadaan milisi untuk memberikan perlindungan di luar perimeter bandara.